Rabu 07 Nov 2018 08:29 WIB

Donald Trump dan Kemungkinan Sejarah Baru Pemilu AS

Posisi Donald Trump diperkirakan terancam ada pilpres AS mendatang.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Foto:
Oprah Winfrey mendukung calon-calon Partai Demokrat pada pemilu sela Amerika Serikat (AS).

Trump Bidik Senat

Pemilu paruh waktu ini krusial karena akan menentukan sisa dua tahun masa jabatan pertama Presiden AS Donald Trump. Terdapat 435 kursi yang diperebutkan di House of Representative, 35 kursi di Senat serta 39 jabatan gubernur di 36 negara bagian dan tiga wilayah AS.

Saat ini Partai Republik, yakni partai yang mengusung Trump pada pilpres tahun 2016, menguasai mayoritas kursi di Senat dan House of Representative. Namun, bila Partai Republik gagal mempertahankan mayoritas kursinya, hal itu dapat menyebabkan kebuntuan politik bagi kebijakan pemimpin AS.

Menurut jajak pendapat terbaru, Partai Demokrat memiliki kesempatan bagus untuk menguasai House of Representative. Namun, Partai Republik diprediksi akan mempertahankan kendali Senat.

Trump sibuk berkampanye di Ohio, Indiana, dan Missouri. Pada kesempatan itu, ia kembali menyuarakan retorikanya tentang kebijakan imigrasi dan secara langsung menyerang Partai Demokrat.

Ia berkukuh bahwa Demokrat akan merusak perekonomian AS dan memungkinkan imigrasi yang lebih ilegal. "Kontras dalam pemilu ini tidak bisa lebih jelas. Demokrat menghasilkan massa, itulah yang terjadi. Partai Republik menghasilkan pekerjaan," ujar Trump ketika berkampanye di Cape Girardeau, Missouri, dikutip lamanAljazirah.

Trump pun berupaya menjauhkan diri dari potensi kesalahan jika Partai Republik kehilangan kendali atas House of Representative. "Fokus utama saya adalah Senat," katanya.

Pada pemilu paruh waktu ini, terdapat jutaan warga AS yang kehilangan hak suaranya akibat aturan pelaksanaan pemilu di negara bagian. Hal itu dianggap merugikan Partai Demokrat karena mereka yang kehilangan hak suara adalah kalangan minoritas.

Hampir 6 juta warga AS didepak dari daftar pemilih karena berstatus sebagai tahanan atau narapidana. "Orang-orang Afrika-Amerika, yang terlalu banyak terwakilkan dalam sistem pemasyarakatan AS, empat kali lebih mungkin tidak bisa memberikan suara daripada penduduk lainnya," kata kelompok the Sentencing Project.

Berkaca pada pemilihan presiden (pilpres) AS pada 2016 yang diwarnai dugaan peretasan dan intervensi asing, dalam pemilu paruh waktu kali ini badan-badan keamanan AS telah merilis pernyataan bersama. Dalam pernyataan tersebut, badan keamanan AS memperingatkan rakyat AS agar mewaspadai pelaku politik asing yang mencoba memengaruhi pilihan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement