Senin 05 Nov 2018 18:04 WIB

Politikus PPP: Janji Prabowo Hentikan Impor Hanya Utopia

Indonesia tidak mungkin bisa menghentikan impor.

Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal PPP Ahmad Baidowi atau Awiek menilai janji yang disampaikan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang akan menghentikan impor apabila terpilih hanyalah utopia. Sebab, ia menilai, Indonesia tidak mungkin bisa menghentikan impor.

"Itu utopia, mana mungkin bebas impor. Tidak usah jauh-jauh, apakah Indonesia bisa buat komponen mobil dan membuat kereta api memang tidak impor," kata Awiek di Jakarta, Senin (5/11).

Baca Juga

Dia mengatakan untuk masalah pangan, pemerintah bukan tidak mau swasembada. Akan tetapi, persoalannya sangat kompleks, salah satunya pertumbuhan penduduk yang tinggi dan luas lahan pertanian terus menyusut tiap tahunnya.

Hal itu menurut dia karena tingkat perekonomian semakin tinggi dan masyarakat berpindah dari sektor pertanian ke sektor formal. Awiek mencontohkan di kampung halamannya di Banyuwangi, Jawa Timur, dalam 20 tahun terkahir jumlah penduduk naik tiga kali lipat, sementara lahan pertanian menyusut drastis.

"Di kampung saya pada saat saya kecil, satu RT ada 50 KK atau 50 rumah dan luas hektare sawah, puluhan hektare. Sekarang jumlah KK yang dari 50 menjadi 150 KK sementara itu, pertanian sawah tinggal 5 kelompok pertanian yang itu bisa dicap sebagai lahan pertanian," ujarnya.

Contoh itu menurut dia menunjukkan produktivitas pangan Indonesia merosot sehingga kalau tidak impor, bagaimana kita mencukupi kebutuhan pangan seperti beras. Menurut dia yang terpenting pemerintah bisa menjaga neraca ekspor-impor atau surplus ekspor meskipun tidak ada negara yang surplus ekspornya besar karena menjaga hubungan baik dengan negara lain.

"Soal ekspor dan impor itu biasa, seperti kita hidup sehari hari, tidak mungkin menjual terus pasti membeli. Namun bagaimana menjaga pemerintah menjaga neraca ekspor impor, atau surplus di ekspornya," katanya.

Awiek menilai jangan sampai seorang capres membuat janji yang "muluk-muluk" karena bisa terbelenggu dengan janjinya. Karena itu, dia menilai kalau ada yang menjanjikan Indonesia tanpa impor maka itu merupakan janji palsu.

Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto dalam deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandi (Koppasandi) di Jakarta, Ahad (4/11), menyoroti kebijakan impor yang dilakukan pemerintah dalam sandang dan energi yang mencerminkan belum berdaulatnya bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan itu Prabowo berjanji apabila menjadi Presiden, maka dia dan Sandi akan mewujudkan Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) sehingga tidak impor bahan pangan dan energi bahkan Indonesia bisa swasembada.

"Saya bersaksi kalau saya dan Sandi menerima mandat rakyat maka akan membuat Indonesia berdiri di atas kaki sendiri sehingga kita mampu swasembada pangan dan energi. Karena itu ke depan tidak perlu lagi kita impor 1,3 juta barel minyak," katanya.

Dia mengingatkan Indonesia saat ini menghadapi kekuatan besar yang berasal dari luar negeri yang menginginkan Indonesia tidak kuat dan tidak berdaulat dan tidak bisa berdiri diatas kaki sendiri. Karena itu, menurut dia, rakyat Indonesia tidak boleh lemah. Sebab, kalau lemah pasti diinjak dan didikte negara lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement