Senin 05 Nov 2018 12:06 WIB

KNKT Kantongi Data dari FDR Lion Air JT 610

KNKT mengantongi data dari Flight Data Recorder Lion Air JT 610

Black box flight data recorder (FDR) milik pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 sampai di Gedung Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Jakarta Pusat, Kamis (1/11) pukul 19.00 WIB. Black box yang berisi data penerbangan itu langsung dibawa masuk ke ruangan Wakil Ketua KNKT untuk diperiksa.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Black box flight data recorder (FDR) milik pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 sampai di Gedung Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Jakarta Pusat, Kamis (1/11) pukul 19.00 WIB. Black box yang berisi data penerbangan itu langsung dibawa masuk ke ruangan Wakil Ketua KNKT untuk diperiksa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengantongi data salah satu dari kotak hitam, yaitu Flight Data Recorder (FDR) yang sudah diunduh Ahad (4/11). Data dari FDR berisi antara lain kecepatan dan ketinggian pesawat sebelum jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

"Di dalam silinder kuning berisi 'memory chip' data-data penerbangan. Kemarin telah berhasil kami unduh dengan baik," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/11).

Soerjanto menjelaskan data-data tersebut berisi kecepatan pesawat, ketinggian pesawat, putaran temperatur, posisi kendali penerbangan (flight control), kemudi pesawat di cockpit, dan bidang-bidang kemudi di pesawat.  Soerjanto mengatakan kotak hitam berisi 69 jam penerbangan dengan 19 penerbangan.

"Kami tidak mengatakan adanya kesulitan tapi tantangan bagaimana kita melewati semua 'Alhamdulillah' data-data sudah kami simpan," katanya.

Saat ini, Soerjanto mengatakan pihaknya masih berkonsentrasi mencari kotak hitam kedua, yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merekam percakapan suara di dalam cockpit serta percakapan dengan awak kabin.

"Jika belum ditemukan CVR, dengan data yang ada, kami akan berusaha semaksimal mungkin menemukan penyebabnya," katanya.

Untuk keperluan investigasi, ia mendapatkan bantuan dari Amerika Serikat, Singapura, Australia, dan Arab Saudi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement