Senin 05 Nov 2018 02:06 WIB

BPN Bandingkan Kritik Prabowo dengan Ucapan Kaesang

BPN mengklaim pernyataan itu sindiran atas ketimpangan sosial yang kian tampak

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Calon Presiden nomer urut 02 Prabowo Subianto (tengah) mengunjungi Pondok Pesantren Darul Qur'an Salafiyah di Demakijo, Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Calon Presiden nomer urut 02 Prabowo Subianto (tengah) mengunjungi Pondok Pesantren Darul Qur'an Salafiyah di Demakijo, Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (30/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membandingkan kritik calon presiden (capres) nomor urut 02 dengan ucapan putra Presiden, Kaesang Pangarep. Juru Bicara BPN Suhendra Ratu Prawiranegara mengatakan, pernyataan 'tampang Boyolali' yang disampaikan Prabowo di hadapan pendukungnya di Jawa Tengah tidak dapat diartikan sebagai bentuk hinaan kepada satu kelompok tertentu.

Menurut dia, pernyataan itu merupakan sindiran atas ketimpangan sosial yang semakin tampak di negeri ini. "Pak Prabowo berpidato di hadapan masyarakat dan pendukungnya itu mengungkapkan makna tersembunyi ketimpangan atas modernitas dan sosial masyarakat," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (4/11).

Baca Juga

Ia mengatakan, Prabowo tak bermaksud mengecilkan masyarakat Boyolali. Ia justru menunjukkan, adanya kemungkinan hotel-hotel mewah di Jakarta kemungkinan akan meragukan apabila ada masyarakat bertampang Boyolali akan bisa menginap di hotel tersebut. 

Suhendra menjelaskan, apa yang disampaikan Prabowo itu merupakan gaya bahasa atau retorika yang tiap-tiap individu akan berbeda. Ia menyebut, hal itu juga pernah disampaikan putra Presiden Jokowi, Kaesang yang pernah menyebut kalimat 'dasar ndeso' dalam sebuah kesempatan.

"Kaesang juga sempat membuat heboh dengan vlog-nya yang mengkritik isu publik seputar demo terhadap pemerintah yang marak terjadi. Kaesang menyebut kata-kata 'dasar ndeso!' saat itu," kata Suhendra.

Namun Suhendra menilai, apa yang disampaikan Kaesang tersebut juga tentu bukan bermaksud untuk mengejek orang-orang yang dimaksudnya adalah kampungan. "Dia (Kaesang) hanya berekspresi, berpendapat dan itu pemikirannya," tukas Suhendra.

Namun, kata dia, ada perbedaan antara ucapan Prabowo dan Kaesang. Jika Kaesang mengatakan itu terhadap demonstran yang mengkritik pemerintahan Presiden, Prabowo mengkritik kondisi sosial negara saat ini. Ia menilai hal itu wajar terjadi dalam kehidupan berdemokrasi.

"Jika 'dasar ndeso'-nya Kaesang mengkritik demostran itu merupakan hal yang sangat wajar, apalagi pernyataan Pak Prabowo? Inilah keresahan hati masyarakat Indonesia yang sangat merasakan ketimpangan sosial," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement