REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan, data dari kotak hitam atau black box flight data recorder (FDR) dari pesawat Lion Air PK-LPQ JT610 telah berhasil diunduh. Proses pengunduhan data telah dilakukan sejak Sabtu (3/11) sore pukul 18.00 WIB dan selesai pada hari ini.
“Update dari laboratorium black box KNKT bahwa hari ini telah berhasi diunduh,” kata Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT Captain Nurcahyo Utomo dalam keterangan resmi di Jakarta, Ahad (4/11) sore.
Nurcahyo menjelaskan, data black box FDR yang diperoleh yakni data 69 jam aktivitas terakhir. Data tersebut mencatat 19 penerbangan, termasuk penerbangan rute Cengkareng-Pangkalpinang yang mengalami kecelakaan pada Senin (29/10) lalu.
Proses pengunduhan data dari black box FDR itu turut dibantu oleh dua investigator dari Australian Transport Safety Bureau. Hari ini, kata Nurcahyo, beberapa orang dari tim KNKT bersama tim dari National Transportation Safety Board (NTSB), Amerika Serikat juga telah melakukan verifikasi. Kedua tim, lanjut dia, juga sudah melakukan diskusi dari data-data yang berhasil dikumpulkan selama enam hari terakhir.
Selanjutnya, bagian pesawat yang baru ditemukan yakni wreckage (landing gear dan mesin) masih menunggu untuk diserahterimakan kepada KNKT. Nurcahyo mengatakan, pihaknya akan memulai proses identifikasi jika bagian pesawat tersebut telah diberikan. Khusus proses identifikasi wreckage, kata dia, akan dibantu oleh pihak dari Boeing selau produsen pesawat, General Electric (GE), dan NTSB.
Sementara itu, tim gabungan yang berada di wilayah perairan Karawang, Jawa Barat hingga hari ini masih terus melakukan penyisiran untuk menemukan black box khusus cockpit voice recorder (CVR). Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan, meskipun sinyal ping locator CVR pesawat sebelumnya sempat terdeteksi sangat lemah, sinyal tersebut sudah ditelusuri oleh penyelam-penyelam gabungan yang andal.
"Mereka sudah dibagi per point area penyelaman, namun belum berhasil menemukan secara fisik. Posisinya sekitar 50 meter arah barat laut dari pusat pencarian. Kondisi dasar laut berlumpur, kalau kita tusuk dengan besi satu meter, belum sampai ke dasarnya," kata Syaugi.
Dia menjelaskan, rencana operasi selanjutnya tetap mengandalkan pencitraan dari ROV. Setelah mendapat gambar yang jelas dan presisi, baru akan dilaksanakan penyelaman. Selain itu, tim SAR juga melaksanakan penyisiran baik ke arah barat maupun ke arah timur di pesisir Pantai Tanjung Pakis.
"Penyapuan juga dilaksanakan dari darat, mengingat kemarin dari kawasan itu ditemukan banyak korban," katanya.
Mengenal Black Box