REPUBLIKA.CO.ID, Sepekan tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, berlalu. Pada Senin (29/10) pagi, pesawat jenis Boeing 737 Max 8 yang membawa 189 orang termasuk tujuh awak, jatuh di sekitar perairan Tanjungpakis Karawang Jawa Barat.
Hingga Sabtu (3/11), Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit (RS) Polri baru mengidentifikasi tujuh jenazah. Jumlah jenazah teridentifikasi kemudian bertambah tujuh pada Ahad (14/11), sehingga total korban yang telah berhasil diidentifikasi berjumlah 14 jenazah.
Jenazah yang telah teridentifikasi atas nama Endang Nur Sribagusnita, Wahyu Susilo, Fauzan Azima, Jannatun Cintya Dewi, Candra Kirana, Monni, dan Hizkia Jorry Saroinsong. Tujuh jenazah lainnya atas nama Rohmanir Pandi Sagala, Dodi Junaidi, Muhammad Nasir, Janry Efriyanto Sianturi, Karmin, Harwinoko, dan Verian Utama.
Kepala Tim DVI Lisda Cancer menjelaskan, alasan mengapa hasil identifikasi hingga saat ini masih minim. Ia menyebut kondisi jenazah yang ditemukan minim informasi menjadi alasan.
"Kondisi bagian tubuh jenazah tidak banyak memberi kami (Tim DVI) informasi," ujarnya.
Tim DVI RS Polri pun terus melakukan indentifikasi jenazah korban insiden Lion Air register PK-LQP itu. Hingga Ahad (4/11) siang, Tim DVI masih melakukan identifikasi pada 32 jenazah yang diterima pada Sabtu (3/11) malam.
Wakil Kepala RS Polri Komisaris Besar Polisi Hariyanto mengatakan, total pihaknya telah mengidentifikasi 105 kantong jenazah. "Data kemarin sampai tadi malam tambah 32 kantong. Semua ada 105 kantong jenazah," kata dia saat dikonferensi pers di RS Polri, Jakarta Timur, Ahad (4/11).
Hariyanto berharap, proses identifikasi postmortem (pengumpulan data setelah korban meninggal) berjalan lancar. Dengan begitu, proses rekonsilisasi akan cepat dilakukan.
"Doakan saja, hari ini akan ada hasilnya dan kita rekonsiliasi. Sehingga semakin cepat dengan hasil yang terbaik," kata dia.
Ia mengatakan, hingga saat ini pihaknya telah mengumpulkan 255 data antemortem (pengumpulan riwayat dan data jenazah). Sebanyak 23 data antemortem dari Pangkalpinang dan 212 dari RS Polri.
Menurut Hariyanto, 255 data itu telah dikerucutkan menjadi 189. "Jadi dari 189 ini yang diambil DNA-nya ada 183. Sepertinya sudah semuanya diambil," kata dia.
Ia menegaskan, adanya selisih angka disebabkan ada beberapa penumpang yang satu keluarga. Dengan begitu, data yang diperlukan hanya satu DNA untuk keluarga tersebut.
"Jadi sudah komplet sebenarnya," kata dia.
[video] Tim Penyelam Temukan Bagian Kotak Hitam JT-610
Tambahan 1.396 personel
Manajemen Lion Air Group menyatakan, hingga hari ketujuh, evakuasi korban pesawat Lion Air PK-LQP JT610 masih terus dilanjutkan. Tim gabungan evakuasi kembali menambah personel untuk memperkuat pencarian jasad korban dan puing-puing pesawat.
Corporate Strategif of Lion Air, Danang Mandala Prihantono mengatakan, kekuatan personel hari ini ditambah menjadi 1.396 personel dari hari sebelumnya 869 personel. Lebih rinci, personel Badan SAR Nasional (Basarnas) sebanyak 201 orang, TNI Angkatan Darat 56 orang, TNI Angkatan Laut 456 orang, TNI Angkatan Audara 12 orang, dan Polri 220 orang.
Selain melibatkan militer dan kepolisian, tim juga terdiri dari Petugas Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) 131 orang, Bea Cukai 30 orang, Palang Merah Indonesia 30 orang, Badan Keamanan Laut Republik Indonesia 18 orang, Indonesia Diver lima orang, Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Semarang enam orang, Pertamina 84 orang, Dinas Perhubungan Jakarta 15 orang, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 42 orang serta Potensi SAR Gabungan 86 orang.
“Rencana operasi melalui pencarian udara seluas 190 NM2 menggunakan lima helikopter. Yaitu satu unit HR-1519, satu unit HR-1301, satu unit HS-4207, satu unit NBO-105 Polri dan satu unit Dauphin Polri,” kata Danang dalam pernyataan resmi, Ahad (4/11).
Sementara, pencarian unsur laut, tim mengerahkan 69 unit kapal dari sebelumnya 56 unit. Luas area pencarian bawah air 270 NM2. Antara lain, daerah prioritas 1A bawah air dengan kapal Baruna Jaya serta daerah prioritas 1B dengan kapal Dunamos.
Selanjutnya, daerah prioritas dua untuk pencarian permukaan air seluas 360 NM2 dengan mengerahkan 40 kapal dari Basarnas, Kementerian Perhubungan, Polair, KPLP, Bea Cukai dan Pertamina.
Adapun, khusus unsur penanganan di wilayah darat tetap tersedia 30 unit mobil ambulans, yang meliputi sembilan unit dari POLRI, PMI enam unit serta 14 unit instansi lainnya. Danang mengatakan, hingga evakuasi hari ini terdapat penemuan beberapa serpihan pesawat. Tepat pada pukul 8.48, kapan TNI Banda Ace 539-2 juga mengangkut satu turbin pesawat.
Baca juga:
Polri: Tes DNA Cara Terakhir Identifikasi Korban JT 610
Evakuasi Turbin Mesin Lion Air di Perairan Karawang
Korban JT 610 Terindentifikasi Baru Terima Biaya Pemakaman
Operasi pencarian diperpanjang
Kepala Badan SAR Nasional (BASARNAS) menegaskan bahwa operasi SAR jatuhnya pesawat Lion Air register PK-LQP bernomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, diperpanjang selama tiga hari. Hasil operasi sampai pada hari ketujuh ini, tim SAR telah berhasil mengevakuasi 105 kantong jenazah yang sudah diberi label oleh tim DVI.
"Setelah kami evaluasi dan koordinasi, serta masukan-masukan dari lapangan, operasi SAR kami perpanjang tiga hari," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi, Ahad (4/11).
Selain korban, tim SAR khususnya para penyelam telah menemukan mesin pesawat, satu mesin telah dievakuasi ke Posko Terpadu, satunya dalam kondisi tidak lengkap yang sudah dipastikan koordinatnya. Untuk roda, satu roda ditemukan dalam kondisi lengkap sudah dievakuasi ke Posko Terpadu. Sedangkan, dua roda lainnya dalam kondisi tidak lengkap sudah diketahui posisinya. Sementara terkait badan pesawat, tim SAR masih belum menemukannya.
"Saya tegaskan, bahwa yang kami temukan dan kami evakuasi adalah bagian skin atau kulit-kulit pesawat cukup banyak di dasar laut. Ini berdasarkan data berupa gambar dan pencitraan dari ROV yang sampai saat telah menyapu area pencarian dengan radius 250 meter persegi," kata dia.
Sementara operasi pencarian pada hari ketujuh (Ahad, 4/11), meliputi prioritas 1 untuk pencarian bawah laut yang terbagi dalam dua sektor, yakni 1A dan 1B. Pada sektor 1A terdapat Kapal Baruna Jaya yang dilengkapi dengan peralatan Multi Beem Echo Sounder (MBES), Ping Locator, dan Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV).
Spot atau titik-titik penyelaman sudah dibagi secara rinci dan detail oleh Basarnas ke spot atau titik-titik penyelaman. Area atau luasan penyelaman ini mencapai 2,7 kilometer persegi.
Sedangkan Prioritas 2, pencarian dilaksanakan di permukaan dengan melibatkan 40 kapal, masing-masing dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, KPLP, KSOP, Bea Cukai, Bakamla, BPPT, KKP, Pertamina ditambah dari Potensi SAR lainnya, termasuk nelayan. Tim SAR juga mengerahkan lima pesawat helikopter, dari Basarnas dan Polri.
Kronologi Jatuhnya Lion Air JT 610