REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang masih terus dilakukan. Saat ini para penyelam telah diturunkan untuk menyusuri sinyal yang terdeteksi dari Ping Locator.
Kepala Badan SAR Nasional (BASARNAS) Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan, meskipun sinyal ping locator CVR pesawat sebelumnya sempat terdeteksi sangat lemah, sinyal tersebut sudah ditelusuri oleh penyelam-penyelam gabungan yang andal.
"Mereka sudah dibagi per poin area penyelaman, namun belum berhasil menemukan secara fisik. Posisinya sekitar 50 meter arah barat laut dari pusat pencarian. Kondisi dasar laut berlumpur, kalau kita tusuk dengan besi satu meter, belum sampai ke dasarnya," jelasnya dalam konferensi pers di Tanjung Priok, Ahad (4/11).
Kabasarnas juga menjelaskan rencana operasi selanjutnya tetap mengandalkan pencitraan dari ROV. Setelah mendapat gambar yang jelas dan presisi, baru dilaksanakan penyelaman. Selain itu, tim SAR juga melaksanakan penyisiran baik ke arah barat maupun ke arah timur di pesisir Pantai Tanjung Pakis.
"Penyapuan juga dilaksanakan dari darat, mengingat kemarin dari kawasan itu ditemukan banyak korban," katanya.
Baca juga, Nelayan Rasakan Dentuman Keras Pesawat Lion Air Jatuh.
Kabasarnas juga menyampaikan informasi bahwa besok, Senin (5/11) pagi, akan dilaksanakan pertemuan dengan para keluarga korban atas undangan dari Lion Air. Pertemuan untuk menjelaskan terkait pelaksanaan operasi SAR. Tidak hanya Kabasarnas, tetapi Panglima TNI dan Menteri Perhubungan juga diundang pada kesempatan tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng - Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10) pagi. Pesawat yang membawa sebanyak 189 orang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat.