Sabtu 03 Nov 2018 22:37 WIB

Banjir Padang, Gubernur Perketat Pengawasan Hulu Sungai

Banjir yang merendam 600 rumah di Padang menyebabkan dua anak meninggal

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah warga memperhatikan jembatan gantung yang rusak di Kelurahan Baringin, Lubuk Kilangan, Padang, Sumatera Barat, Jumat (2/11/2018).
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Sejumlah warga memperhatikan jembatan gantung yang rusak di Kelurahan Baringin, Lubuk Kilangan, Padang, Sumatera Barat, Jumat (2/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno (IP) meminta kepala daerah di 19 kabupaten/kota untuk memperketat pengawasan di hulu sungai, khususnya terkait pembukaan lahan, pemanfaatan hasil hutan, dan isu kebersihan sungai. Instruksi gubernur ini menyusul kejadian banjir yang merendam 6 kecamatan di Kota Padang pada Jumat (2/11) sore kemarin. Bencana banjir juga mengakibatkan dua bocah meninggal dunia karena terseret arus sungai. 

IP menyebutkan, sebetulnya lebih dari dua kali dirinya menyurati kepala daerah untuk meningkatkan pengawasan hulu sungai, khususnya saat musim hujan tiba. Ia meminta Pemda untuk memberi perhatian lebih terkait mitigasi bencana banjir ini, ketimbang harus menanggung kerugian material dan jatuhnya korban. 

Baca Juga

"Banjir bandang ini bisa dihindari, kalau sekiranya rutin kepala daerah ajak aparat untuk bersihkan hulu sungai. Hulu ini yang merusak. Kalau banjir dan luapan saja tidak merusak. Kalau banjir bandang ini yang merusak," kata IP usai meninjau jembatan gantung yang putus diterjang banjir di Kelurahan Baringin, Padang, Sabtu (3/11). 

Terkait pengungsi, gubernur menyebutkan saat ini seluruh warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Meski begitu, ada sejumlah keluarga yang tak lagi bisa menempati rumahnya karena mengalami kerusakan cukup serius. IP berjanji untuk berkoordinasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Pemkot Padang untuk menghimpun bantuan. 

"Bantuan Alhamdulillah banyak datang, termasuk dari zakat dan perbankan. Insya Allah segera disalurkan. Kalau pengungsi sudah tidak ada," kata IP. 

Sementara itu, aparat dari TNI juga sudah turun langsung ke lapangan untuk membantu proses penanganan pascabanjir. Komandan Kodim 0312/Padang, Letkol Czi Rielman Yudha mengungkapkan bahwa 40 anggotanya sudah disebar ke sejumlah titik untuk membantu pembersihan rumah warga dan mengevakuasi korban yang masih terjebak banjir. Selain itu, 50 personel Yonif 133/YS juga ikut diturunkan. 

"Saat ini kondisi air pasca banjir telah kembali normal, masyarakat yang terkena dampak banjir telah kembali membersihkan dan merapikan rumah masing-masing," katanya. 

Diberitakan sebelumnya, banjir yang merendam 600 rumah di Kota Padang dan debit air sungai yang meningkat drastis pada Jumat (2/11) sore menyebabkan dua orang meninggal dunia. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Rumainur, menyebutkan keduanya meninggal dunia karena hanyut oleh debit sungai yang meningkat secara tiba-tiba. 

Korban pertama adalah Pasilah Azam (2 tahun) yang beralamat di Koto Panjang Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Menurut informasi yang dihimpun, korban awalnya mandi di parit dekat Stasiun TVRI pada pukul 13.40 WIB. Lokasi tersebut tak jauh dari rumah korban. 

Namun dalam waktu singkat arus air semakin deras sehingga menyeret bocah tersebut. Korban ditemukan warga setelah air mulai surut dengan kondisi tidak sadarkan diri.

Korban sempat dilarikan ke RSUP M Jamil namun meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit. Saat ini korban telah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. 

Korban kedua adalah Jihan Melani (6 tahun), warga Bungus Barat Kota Padang. BPBD Kota Padang melaporkan korban ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement