Sabtu 03 Nov 2018 07:50 WIB

Sekjen PBB Serukan Perang Yaman Diakhiri

Pertempuran menghasilkan kelaparan terburuk dalam satu dasawarsa di Yaman.

Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres
Foto: Antara/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal
Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada Jumat (2/11) menyerukan pengakhiran perang di Yaman. Ia juga menyarankan pihak bertikai mengambil langkah untuk maju.

Guterres kemudian memperingatkan keberlanjutan pertempuran menghasilkan kelaparan terburuk dalam satu dasawarsa di negara itu. "Yaman pada hari ini berdiri di tebing. Di sisi kemanusiaan, keadaannya membuat putus asa. Kita harus melakukan semua yang bisa untuk mencegah keadaan menjadi lebih buruk," kata Guterres kepada wartawan di markas badan dunia tersebut.

Ia menyatakan perkembangan politik baru-baru ini memberi tanda harapan akan penyelesaian. Ia mendesak pihak bertikai menghentikan kekerasan, terutama di sekitar kota dan prasarana penting.

Pernyataan Guterres itu muncul tiga hari sesudah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyerukan penghentian permusuhan dan menyatakan perundingan pimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengakhiri perang harus dimulai pada November. Beberapa negara lain juga menyerukan perang itu diakhiri.

"Kita harus melakukan semua yang bisa untuk membesarkan peluang keberhasilan," kata Guterres.

Ia menyerukan impor niaga dan kemanusiaan atas makanan, bahan bakar, dan hal penting lain diizinkan tanpa pembatasan dan mendesak para pihak itu membiarkan jalan tetap terbuka. Dengan demikian, barang penyelamat jiwa dapat menjangkau masyarakat di seluruh negeri itu.

Ia menyeru pihak Yaman terlibat dengan iktikad baik perundingan, tanpa prasyarat, dengan utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa Martin Griffiths untuk mencapai penyelesaian politik. "Masyarakat dunia memiliki kesempatan nyata untuk menghentikan pusaran kekerasan tidak masuk akal itu dan mencegah malapetaka," kata Guterres, "Sekaranglah saatnya bertindak."

Meskipun seruan itu muncul, pertempuran berlanjut pada Jumat, dengan sekutu pimpinan Saudi menyatakan menyerang bandar udara antarbangsa Sanaa dan pangkalan udara di dekatnya, digunakan pemberontak Al Houthi. Guterres mengatakan meminta kedua pihak menghentikan kekerasan dan menjaga prasarana penting.

"Seruan itu untuk mereka semua memulai penghentian permusuhan lebih cepat, segera, untuk memungkinkan upaya politik dimulai," katanya, "Jelas, kami belum ada di sana. Itulah mengapa kami menyerukan gerakan tentara kedua pihak dihentikan."

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement