REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang nakhoda kapal menjadi salah satu saksi kejadian jatuhnya pesawat Lion Air di perairan Karawang. Saat diperiksa oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), nakhoda kapal itu mengaku melihat ekor pesawat itu jatuh dan tenggelam.
Wakil Ketua KNKT, Haryo Satmiko mengungkapkan KNKT telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi atas insiden jatuhnya pesawat Lion Air tipe Boeing 737 Max 8 dengan nomor penerbangan JT 610. Salah satu saksi adalah seorang nahkoda kapal yang pada saat kejadian berada tidak jauh dari lokasi jatuhnya pesawat. “Di laut ada nahkoda kapal, dia yang melihat (jatuhnya pesawat),” kata Haryo kepada Republika.co.id, Jumat (2/11).
Dalam keterangan nahkoda kapal tersebut, ujar Haryo, saksi menyaksikan ekor pesawat yang jatuh ke dalam air. Akan tetapi ia mengaku tidak mendengar suara maupun ledakan apapun sebelum melihat ekor pesawat tersebut. “Dia tidak mendengar ada dentuman atau benturan, dia hanya melihat, menyaksikan ekor pesawat yang terakhir tenggelam,” kata Haryo.
Saksi juga tidak bisa memastikan apakah pesawat tersebut sebelumnya meledak di udara dan ekor yang dilihatnya adalah puing-puing dari sisa ledakan. Atau justru pesawat jatuh dengan cara menukik sehingga yang terakhir dilihat saksi adalah ekor dari pesawat Lion Air tersebut. “Dia tidak tahu menukik atau tidak, dia cuma bilang ekornya yang terakhir kelihatan,” terang Haryo.
Pascamelihat dan meyakini bahwa yang dilihatnya adalah ekor sebuah pesawat, Haryo mengatakan, nakhoda itu langsung melaporkan kejadian tersebut. Setelah itu dia langsung mendekat dan menyaksikan banyak muncul di depannya puing-puing dan isi pesawat seperti pelampung, kursi, tabung, dan beberapa barang diduga milik penumpang.
Seperti diketahui, pada Senin (29/10) lalu masyarakat Indonesia kembali dihebohkan dengan kabar hilangnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610. Tidak berapa lama pesawat tersebut ditemukan jatuh di perairan Tanjung Karang, Jawa Barat.
Rencananya, pesawat yang membawa 189 penumpang itu akan mendarat di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang. Namun kejadian nahas justru merenggut nyawa para penumpang sebelum sampai di tujuan.
Tim SAR gabungan terus melakukan proses evakuasi puing-puing pesawat dan jenazah para penumpang. Hingga Jumat kemarin total kantong jenazah yang dikirimkan tim SAR kepada RS Polri untuk dilakukan proses identifikasi sebanyak 67 kantong.