Jumat 02 Nov 2018 23:59 WIB

KNKT: Indonesia Mampu Baca Data FDR/CVR Milik Lion Air

KNKT memiliki laboratorium untuk menganalisis kotak hitam sejak 2009

Tim SAR gabungan melakukan penyelaman saat melakukan mencari kotak hitam (black box) pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Tim SAR gabungan melakukan penyelaman saat melakukan mencari kotak hitam (black box) pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jakarta, Kamis (1/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan pihaknya mampu membaca data dan informasi dalam bagian kotak hitam. Terutama informasi dalam "Flight Data Recorder" (FDR) maupun Cockpit Voice Recorder (CVR).

Investigator Kecelakaan Penerbangan KNKT Ony Soerjo Wibowo dalam konferensi pers mengatakan bagian kotak hitam, yakni FDR yang berisi informasi penerbangan seperti kecepatan, ketinggian, maupun pembacaan perangkat avionik pesawat, dalam hal ini terkait kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, mampu dianalisis oleh Tim KNKT.

"Kita punya laboratorium sejak tahun 2009. Proses pembongkaran sampai membaca data FDR selama ini dilakukan di negara sendiri, di Indonesia. Kita punya fasilitasnya," kata Ony, Jumat (2/11).

Meskipun KNKT mendapatkan penawaran bantuan dari National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat, selaku negara asal perusahaan manufaktur pesawat Boeing, Ony menegaskan bahwa Indonesia, yakni KNKT, memiliki fasilitas pembacaan FDR maupun CVR yang mumpuni.

Hal itu dibuktikan dengan KNKT yang sudah berhasil mengunduh ratusan data "recorder", termasuk membantu negara tetangga, seperti Myanmar, Malaysia termasuk untuk kepentingan militer.Kecelakaan pada pesawat Sukhoi Superjet 100 pada 2012 dan AirAsia penerbangan QZ 8501 pada 2014 juga tak luput menjadi keberhasilan KNKT dalam mengungkap penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Menurut dia, KNKT mampu menginterpretasikan dan menerjemahkan seluruh paramater yang ada dalam FDR. Namun, jika ada parameter yang memerlukan penjelasan lebih rinci, di sini lah peran bantuan negara-negara asing.

"Contoh pesawat Lion ini buatan Amerika Serikat, mereka yang tahu parameternya. Apabila ada yang kita tidak tahu, butuh penjelasan, kedatangan mereka bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin," ungkapnya.

Ada pun Tim Recorder KNKT telah menganalisa dan memastikan bahwa "Crash Surviveable Memory Unit" (CSMU) yang ditemukan pada Kamis (1/11) adalah bagian dari FDR pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP atau penerbangan JT 610.

Tim Recorder KNKT yang disaksikan oleh perwakilan Amerika Serikat dari National Transportation Safety Board (NTSB) dan Singapura Transport Savety Investigation Bureau (TSIB) melakukan proses pembersihan dan recovery CSMU tersebut di laboratorium recorder KNKT, Jakarta. Hingga saat ini, proses pembersihan dan recovery masih berlangsung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement