REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesantren sebagai model dan basis pendidikan khas Indonesia tertua terus memperbarui diri menjadi salah satu wahana pengembangan kewirausahaan muda. Baru-baru ini digelar pelatihan dengan tema 'Peran Pesantren Dalam Menumbuhkembangkan Entreprenuer Muda Global yang Beradab'.
"Pesantren tidak saja mendidik para santri untuk pandai mengaji kitab, tetapi saatnya pesantren yang merupakan basis dan model pendidikan khas Indonesia tertua untuk mengembangkan minat dan bakat para pemuda santri berwirausaha dan mandiri," kata Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Niam Soleh saat memberikan pembekalan dan membuka Workshop Pesantrenpreneur di Ponpes Nurul Ibad, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (1/11).
Pesantren, menurut Niam, dikenal dengan kemandiriannya. Pesantren juga membuktikan kepunyaannya pada tanah air dan bangsa.
"Salah satu syarat kemandirian sebagai bangsa adalah mandiri di bidang ekonomi. Buktikan cinta kalian pada negara dan bangsa. Kalau ingin menjadi bangsa mandiri, jadilah wirausahawan. Setinggi-tingginya posisi karyawan dia tetap diatur. Serendah-rendahnya pelaku wirausahawan, dia mandiri terhadap dirinya sendiri", ujar mantan aktivis 98 ini membakar semangat ratusan peserta workshop.
Semua pihak yang terkait terutama pemerintah mempunyai tanggung jawab besar terhadap masa depan para pemuda dan sebagai wujud nyata Kemenpora menggelindingkan program pelatihan dan pemberian modal d iluar permodalan perbankan dan nonperbankan sebagai daya ungkit pengembangan yang lebih besar dan berdampak luas ditengah masyarakat secara umum dan untuk pelatihan kali ini dikhususkan kalangan pesantren.
Niam menjelaskan lebih lanjut bahwa ini merupakan bagian tanggung jawab pemerintah, karena biasanya untuk pengusaha yang mengawali usaha masih terkendala akses permodalan dari perbankan maupun nonperbankan yang mensyaratkan berbagai hal yang belum siap bagi para wirausaha pemula.