REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade menegaskan tidak ada kaitan Aksi Bela Tauhid pertama pada Jumat lalu dan Aksi Bela Tauhid kedua, Jumat (2/11), dengan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Kalaupun ada massa aksi yang mengepresikan dukungan ke Prabowo-Sandi, Andre menegaskan itu adalah ekspresi pribadi tanpa diarah-arahkan.
Aksi bela tauhid tersebut, menurutnya aksi spontan masyarakat khususnya umat Islam, yang marah akibat pembakaran bendera panji Rasulullah, bertuliskan kalimat tauhid. "Kalau massa umat Islam dan ulama yang ikut aksi bela tauhid dukung Prabowo-Sandi ya wajar wajar saja," kata Andre kepada wartawan, Jumat (2/11).
Walaupun memang, ia menyadari kasus ini sudah diproses hukum. Tetapi massa melihat ada potensi ketidakadilan proses hukum oleh kepolisian dan pemerintah. Jadi menurut dia adalah hal yang lumrah ketika massa umat Islam di aksi bela tauhid akhirnya mengekspresikan bela tauhid sambil memberikan dukungan ke Prabowo-Sandi, sebagai capres cawapres hasil pilihan ijtima ulama.
Andre yang juga Juru Bicara Prabowo-Sandi menegaskan kalaupun ada dukungan massa bela tauhid ke Prabowo-Sandi sama sekali tidak ada hubungannya dengan badan pemenangan nasional Prabowo-Sandi. "Gak ada instruksi dari badan pemenangan nasional Prabowo-Sandi, apalagi diatur atur oleh tim Prabowo-Sandi, tidak ada itu," tegas dia.
Dan ia menjelaskan pihak Prabowo-Sandi pun tidak akan mengkapitalisasi massa aksi bela tauhid ini untuk meraih simpati dan dukungan ke paslon nomor 02. Itu terbukti tidak ada sama sekali tim pemenangan Prabowo-Sandi yang ikut terjun bersama massa aksi bela tauhid pertama pekan lalu atau aksi bela tauhid kedua Jumat ini.
Aksi Bela Tauhid 2 pada Jumat (2/11), merupakan aksi kedua. Aksi Bela Tauhid pertama telah digelar di depan Kantor Menko Polhukam, pada Jumat (26/10) pekan lalu. Kedua aksi itu digelar terkait pembakaran bendera pada peringatan Hari Santri Nasional di Limbangan, Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
