REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu RI memintai keterangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani secara terpisah, di Gedung Bawaslu, Jakarta, Jumat (2/11) sore. Keduanya diperiksa atas dugaan menunjukkan keberpihakan kepada salah satu pasangan calon Presiden dan Wapres dalam forum IMF di Bali, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan foto yang diterima wartawan, tampak Luhut dan Sri Mulyani diterima Ketua Bawaslu RI Abhan dan sejumlah komisioner Bawaslu RI di sebuah ruang tamu. Kemudian ada pula foto sesi saat Luhut dimintai keterangan oleh Ketua Bawaslu RI di ruangan berbeda. Pada sesi pemeriksaan tersebut Luhut tidak didampingi Sri Mulyani. Luhut pun kemudian keluar dari Gedung Bawaslu lebih dulu.
Kepada wartawan, Luhut mengatakan bahwa dirinya telah menjelaskan kepada Bawaslu RI, bahwa yang dilakukannya dalam penutupan acara IMF di Bali tidak ada unsur kampanye sedikit pun.
"Ya dijelaskan nggak ada, boro-boro mikir kampanye, kita masih sibuk dengan kerja di sana. Kan semua nggak ada, tidak ada dalam urusan kampanye," jelas Luhut.
Dia mengatakan apa yang dilakukannya di forum itu hanya merupakan spontanitas atas kegembiraan. "Kita bilang Indonesia nomor satu, 'great Indonesia'. Meluapkan kegembiraan bersama, karena Lagarde dan Kim bilang bahwa tidak terbayangkan bahwa Indonesia mampu membuat pertemuan IMF-World Bank ini pada tataran kelas dunia," jelas Luhut.
Dia menekankan bahwa kesuksesan penyelenggaraan forum itu dinilai berhasil membawa, mengangkat Indonesia pada standar yang lebih tinggi dari yang dibayangkan. "Jadi kami boro-boro mikirin kampanye," ucap Luhut.
Luhut juga mengaku telah membaca undang-undang yang mengatur mengenai pelaksanaan Pemilu dan kampanye. Dia mengatakan tidak ada satu pun ketentuan yang dilanggarnya.
"Kan saya baca undang-undangnya, nggak ada satu pun saya melanggar," jelasnya.
Sebelumnya kelompok Advokat Nusantara mengadukan Luhut dan Sri Mulyani ke Bawaslu RI, karena keduanya selaku pejabat diduga menunjukkan keberpihakan kepada salah satu pasangan calon Presiden dan Wapres. Keduanya ditengarai mengacungkan salam satu jari saat penutupan acara IMF di Bali.
Mengenai tudingan yang dilakukannya itu termasuk mempromosikan citra diri pasangan capres-cawapres tertentu, Luhut menegaskan bahwa dirinya hanya ingin menyatakan Indonesia nomor satu.
"Dan waktu itu bu Ani (Sri Mulyani) hanya mengingatkan, memberitahu bahwa nomor satu itu apa, nomor dua itu apa," ujarnya.