REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan investigasi kotak hitam pesawat Lion Air resistrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 pada 29 Oktober 2018 membutuhkan waktu lama. Sebelumnya, tim dari Basarnas dan TNI AL sudah menemukan satu kotak hitam perekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) pesawat tersebut Kamis (1/11).
Budi mengatakan sejak kotak hitam ditemukan, Kemenhub sudah berkoordinasi dengan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Saya tanya KNKT berapa lama proses itu berlaku, memang cukup lama paling tidak itu enam bulan," kata Budi usai membuka Lokakarya Forwahub di Gedung Karsa Kemenhub, Jumat (2/11).
Budi menjelaskan saat ini sudah mendapat laporan dari KNKT setelah kotak hitam FDR pesawat tersebut ditemukan. Menurutnya, KNKT akan melakukan proses penelitian sendiri dan akan melengkapi investigasi penyebab kecelakaan pesawat tipe Boeing 737 Max 8 tersebut.
Dalam memeriksa kotak hitam tersebut, Budi mengatakan terdapat beberapa hal yang perlu diperiksa karena akan ada konfirmasi yang dilakukan dengan manufaktur. Dengan begitu nantinya akan memutuskan tindak lanjut yang perlu dilakukan.
Sebelumnya, anggota tim penyelam TNI AL menemukan kotak hitam tersebut di kedalaman sekitar 30 meter perairan Karawang, Jawa Barat. Saat ini, pencarian kotak hitam kedua yaitu perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) tengah dilakukan. "Kita tunggu dan harapkan satu sampai dua hari ini jalan," tutur Budi.