REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Meskipun black box milik pesawat Lion Air JT-610, yang jatuh diperairan Tanjung Karawang, pada Senin (29/10) telah ditemukan, tetapi ribuan personel yang tergabung dalam tim gabungan belum ditarik dari Pantai Tanjung Pakis. Pasal, masa pencarian pesawat maupun korbannya berlangsung sampai 11 November mendatang.
Kepala Koordinator Polairud Baharkam Polri Irjen Pol Muhamad Chairul Noor Alamsyah, mengatakan, sampai saat ini anggota yang masih siaga di Pantai Tanjung Pakis, mencapai 1.500 personel. Mereka, belum ditarik. Tetap, masih stand by di lokasi pencarian ini.
"Ribuan anggota ini, tergabung dalam satgas pencarian, yang merupakan tin dari gabungan Polda Jabar, Lampung, dan Bangka Belitung," ujarnya, saat menggelar jumpa pers di Posko Taktis Tanjung Pakis, Karawang, Kamis (1/11).
Menurutnya, angggota yang masih siaga ini, merupakan dari bagian dokumentasi dan kesehatan, Polairud, Brimob, Labfor, Inafis, serta rumah sakit Polair. Khusus pada hari ini, ada anggota yang diterjunkan mencari bangkai pesawat maupun korban, mencapai 1.304 personel. Dilengkapi dengan 13 kapal.
Sisanya, petugas berjaga di bibir pantai. Termasuk, di sejumlah posko yang didirikan di titik evakuasi di Karawang ini. Selain itu, pihaknya juga menerjunkan 30 penyelam.
"Tetapi, kendali semuanya ada di Basarnas. Kita, tinggal ikuti perintah. Jadi, satu komando," ujarnya.
Tak hanya itu, lanjut Chairul, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat, terutama nelayan untuk tetap membantu petugas. Khususnya, jika mereka menemukan puing pesawat ataupun barang-barang milik korban, supaya segera dilaporkan ke petugas.
Jika ada temuan seperti itu, dari warga Karawang, maka akan langsung ditindaklanjuti untuk mengirimkannya ke RS Polri atau ke JICT di Tanjung Priok. Sebab, sekecil apapun barang yang terdampak dari insiden kecelakaan ini, sifatnya sangat berarti.
Sementara itu, Kasat Polairud Polres Karawang, AKP Sitorus, mengatakan, pihaknya telah menerjunkan nelayan yang jadi binaan Polair, untuk membantu petugas. Minimalnya ada 120 nelayan yang dilibatkan. Ratusan nelayan itu, berasal dari 12 rukun nelayan yang tercatat di wilayah ini.
"Tetapi, sampai sejauh ini belum ada satupun nelayan binaan kita yang menemukan puing pesawat ataupun barang-barang milik korban," ujarnya.