Kamis 01 Nov 2018 18:07 WIB

Dokter Ini Sempat Kirim Foto di Pesawat Lion Air yang Jatuh

Tulisan dokter Ari telah dipublikasikan di jurnal internasional.

Sejumlah pakaian korban kecelakaan Lion Air JT-610 dikumpulkan di Terminal JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (1/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pakaian korban kecelakaan Lion Air JT-610 dikumpulkan di Terminal JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Ari Fahrial Syam menyebutkan, seorang korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 pada Senin (29/10) pagi adalah dokter spesialis penyakit dalam atau internis lulusan FK-UI. Tulisan dokter tersebut telah dipublikasikan di jurnal internasional.

"Dr Ibnu Hantoro SpPD (33) adalah salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 dan sampai pagi ini (Kamis, 1/11) korban belum ditemukan. Beliau baru saja lulus sebagai seorang internis dari FKUI," ujar Ari, di Jakarta, Kamis.

Kebetulan, kata Ari, ia adalah pembimbing dari Ibnu. Ari menyebutkan bahwa Ibnu adalah orang baik dan rajin. Bahkan, tugas akhirnya menghasilkan dua artikel terpublikasi di jurnal internasional dan terindeks di Pubmed, yakni Acta Medica Indonesiana dan Journsl Health and Quality of Life Outcomes (Grup BioMed Central).

Penelitian tersebut mengevaluasi kualitas hidup pasien-pasien Dispepsia Fungsional. Penelitiannya dilakukan pada 124 pasien yang berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Hasil penelitiannya mendapatkan, kualitas hidup pasien dengan sakit maag kronis fungsional akan terganggu.

Baca juga, Puing Badan Pesawt Lion Air JT 610 Ditemukan.

Pada penelitian itu, juga dinilai mengenai faktor risiko yang memperburuk kualitas hidup pasien tersebut. Ternyata kecemasan atau ansietas, depresi, usia yang semakin tua, jenis kelamin wanita, beratnya gejala, serta pendidikan yang rendah berhubungan dengan buruknya kualitas hidup pasien dengan sakit maag kronis tersebut.

 "Sebagai pembimbing saya sangat puas atas kinerja Ibnu. Mudah dihubungi dan segera melakukan arahan-arahan yang saya berikan. Selain itu, selama melakukan penelitian di Divisi Gastro Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM, dia juga aktif hadir dan membantu kegiatan ilmiah di lingkungan Gastroenterologi," ucapnya.

Bahkan, Ari mengenang saat diwisuda pada Februari 2018, Ibnu secara khusus minta foto bersama dengannya. Saat ini, Ibnu bertugas sebagai dokter wajib kerja dokter spesialis di RSUD Kota Bangka Tengah.

Ibnu izin pulang ke Jakarta selama tiga hari, untuk mengikuti ujian calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada Sabtu (27/10). Ibnu mempunyai seorang istri yang juga dokter spesialis rehabilitasi medis dan mempunyai dua anak yang yang masih kecil.

"Sampai sejauh ini dari keterangan istri, anak-anak tahunya bapaknya sedang bertugas di Bangka," ujarnya.

Dokter Ibnu bercita-cita untuk mengambil konsultan Hematologi Onkologi Medik dan berharap mengembangkan perawatan paliatif melanjutkan tesis spesialisnya untuk mengembangkan peningkatan kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis.

Sebelum kejadian pesawat nahas itu, Ibnu mengirimkan foto dalam kondisi tersenyum di dalam kursi pesawat itu. Beberapa menit kemudian, pesawat tersebut jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

"Senyuman tersebut juga menyiratkan pesan kepada kita, bahwa kita semua juga diminta pasrah atas apa yang terjadi dengan Ibnu. Karena, Ibnu saja tersenyum menjelang pesawat jatuh dan hancur saat menerjang laut," kata Ari lagi

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement