Kamis 01 Nov 2018 16:12 WIB

Soal Harga di Pasar, TKN: Jokowi tak Asal Ngomong

Sandiaga tantang Jokowi untuk adu blusukan ke pasar dan mencari ukuran tempe.

Rep: Bayu Adji Prihammanda, Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo di pasar. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Andreas Fitri Atmoko
Presiden Joko Widodo di pasar. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin Abdul Kadir Karding menilai, pernyataan Presiden mengenai harga bahan pokok di pasar tradisional berdasarkan data. Menurut dia, Jokowi mengatakan, harga kebutuhan masyarakat masih terkendali didasarkan pada data dan bertanya langsung ke pedagang.

"Beliau tidak asal ngomong, tetapi langsung ke pasar, dan apa yang disampaikan pedagang itu tidak ada yang dikurangi, tidak ada yang ditambah," kata dia saat dihubungi, Kamis (1/11). 

Menurut dia, Jokowi berusaha menyampaikan ke publik, tidak ada harga yang terlalu tinggi di pasar tradisional. Hal ini tidak seperti yang disampaikan oleh Sandiaga Uno atau tokoh-tokoh politik di pasangan nomor urut 02.

Ia mengakui, sebenarnya TKN malas menanggapi pernyataan bahwa harga kebutuhan di pasar melonjak. Sebab, pernyataan itu tidak didukung data dan argumennya lemah. 

Namun, menurut dia, pernyataan itu sangat berbahaya bagi masyarakat. "Jadi, saya kira Pak Jokowi benar. Kalau dibiarkan, dampaknya bagi pedagang pasar, dan pelaku-pelaku ekonomi kecil yang di pasar-pasar, selalu diumumkan bahwa besar-besar apalagi tidak sesuai dengan fakta, orang jadi malas ke pasar," ujar dia. 

Menurut Karding, publik tahu yang dikatakan Sandiaga maupun yang lain pasti datanya lemah. Dengan begitu, publik tak perlu khawatir harga kebutuhan dasar di pasar tinggi.

"Yang disampaikan Sandiaga, datanya tidak benar alias datanya bohong," kata dia.

photo
[Ilustrasi] Sandiaga membeli dan mencoba tumpi di pasar. (Republika)

Pada kesempatan di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (31/10) kemarin, Sandiaga mengapresiasi langkah Jokowi yang sudah blusukan ke pasar. Menurutnya, ini adalah diskursus yang seharusnya ditampilkan daripada mengadu komentar negatif dengan lawan politik. 

Sandiaga menilai, kampanye saling mengunjungi pasar untuk mengetahui persoalan masyarakat secara langsung yang bisa mendewasakan politik dan demokrasi. Bahkan, Sandi enggan mendebatkan sesuatu di luar isu ekonomi. 

Menurutnya, dibanding merepresentasikan kepada politik yang tidak relevan dengan apa yang diperjuangkan lebih adu gagasan yang berpihak kepada rakyat. “Saya senang Pak Jokowi sudah ke pasar, itu diskursus yang betul. Bahwa kita ke depan menghadirkan kebijakan pemerintah yang berpihak pada stabilitas harga, itu diskursus yang betul daripada kita mereferensikan pada satu politik atau demokrasi yang nggak relevan apa yang kita perjuangkan," kata Sandiaga.

Selanjutnya, mantan wakil DKI Jakarta itu menantang Joko Widodo untuk adu blusukan ke pasar dan mencari ukuran tempe-tempe di seluruh Indonesia sebagai indikator kondisi ekonomi Indonesia. Sandiaga mengatakan, ajakan itu menarik untuk membangun kampanye yang lebih sejuk. Dengan ajakan tersebut, diskusi dapat lebih fokus pada persoalan makanan pokok.

“Mari kita lihat bagaiamana reaksi di seluruh rakyat Indonesia, baik dari kunjungannya Pak Jokowi dan saya," tutur Sandiaga.

Sebelumnya, Presiden mendatangi Pasar Lawang Suryakancana, Bogor, Jawa Barat. Di sana, Presiden melihat tempe tebal dan besar tidak seperti yang ramai dibicarakan sebelumnya. 

Joko Widodo menyebutkan bahwa harga barang kebutuhan sehari-hari stabil karena inflasi yang biasanya 8 persen-9 persen bisa ditekan menjadi di bawah 3,5 persen. 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement