REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Evakuasi korban dan pesawat Lion Air PQ-PLP mulai menemui titik terang setelah menemui titik terindikasi lokasi badan utama pesawat, Rabu (31/10) malam. Namun, Tim SAR gabungan mengaku mengalami kendala dari arus laut.
Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Mayor Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto mengatakan, para penyelam yang mengevakuasi pesawat di bawah laut diadang arus dalam laut yang kencang.
Karena hal itu, tim penyelam akan menunggu arus dalam laut menjadi lebih tenang untuk melanjutkan penyisiran di bawah laut. "Arus bawah (laut) kencang sehingga para penyelam itu untuk mengevakuasi (jadi) sulit. Kita tunggu dulu sampai agak tenang, tadi sore arusnya masih kencang," katanya di kantor Basarnas, Rabu (31/10) malam.
Nugoroho menyampaikan, bahwa selama tiga hari pencarian tim penyelamat selalu bertemu dengan arus dalam laut yang kurang bersahabat.
"Iya, (arus laut) cukup deras, tadi saya lihat sendiri kabel (ROV) itu kebawa arus, ROV nyangkut tadi. Kesulitan seperti itu yang kami hadapi di lapangan," ungkapnya.
Lebih lanjut, petugas tidak menjadwalkan terkait jam tertentu bagi tim SAR melakukan penyisiran. Nugroho menyatakan, tim SAR berusaha mengevakuasi korban dan pesawat dalam 24 jam selama tujuh hari pencarian. "Waktu disesuaikan karena kami bekerja 24 jam," tegasnya.