Selasa 30 Oct 2018 20:32 WIB

Terharu Melepas Relawan

Kehadiran relawan benar-benar dirasa menguatkan warga yang terdampak bencana.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Kondisi jalanan longsor membuat akses warga tertahan di tahan di kecamatan Kulawi, salah satu wilayah di kabupaten Sigi yang terkena bencana gempa bumi.(ilustrasi)
Foto: Dok MER-C
Kondisi jalanan longsor membuat akses warga tertahan di tahan di kecamatan Kulawi, salah satu wilayah di kabupaten Sigi yang terkena bencana gempa bumi.(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DONGGALA -- Roger (45) cukup nyaman menceritakan bagaimana pengalamannya terombang-ambing gempa berkekuatan 7,4 SR yang dirasakannya. Dia merasa telah bangkit dari bencana yang terjadi pada 28 September lalu.

Nyatanya, dia merasakan kehadiran relawan benar-benar menguatkannya. Terlebih pasukan TNI AL asal Surabaya yang hadir membantu warga. Tidak hanya membantu, mereka menguatkan mental warga untuk bangkit. "Mereka benar-benar itu bantu kita. 29 pasukan datang pakai kapal dari Surabaya," kata dia saat ditemui di Desa Lende, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Selasa (30/10).

Roger menceritakan pasukan TNI AL datang tiba di Donggala pada 5 Oktober. Mereka langsung menuju lokasi pengungsian di area persawahan. Mereka hadir sebelum ada relawan atau bantuan lain datang. Pasalnya, jalanan menuju Donggala terputus akibat longsor.

Roger mengisahkan, pasukan TNI AL mengajak warga mulai turun dari pengungsian, kembali ke rumah yang tidak hancur. Mereka membersihkan reruntuhan, rumah, toko, pasar, masjid, sekolah, jalanan. Tak hanya bantuan fisik, mereka menguatkan dan menyemangati 1.842 jiwa yang tinggal di daerah itu. "Benar-benar itu mereka hadir untuk warga," ujar dia.

Roger yang berprofesi sebagai guru SD mulai beraktivitas. Sudah dua hari dia mulai mengajar. Kendati, tidak banyak murid yang hadir. Praktik belajar mengajar dilakukan di tenda darurat yang dibangun TNI AL.

Hari ini, sudah lebih dari sebulan relawan-relawan membantu masyarakat Donggala. Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memulai masa transisi dari darurat ke pemulihan bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi. "Rasanya menyatu sudah kita," kita dia.

Masyarakat mulai pulih dan bangkit. Tugas pasukan TNI AL pun selesai. Sudah saatnya kembali ke Surabaya. "Sedih saya sebenarnya berpisah sama mereka," ujar dia.

Roger mengaku sempat terharu mengucapkan salam perpisahan dengan para prajurit. Dia benar-benar berterima kasih atas bantuan dan kehadiran relawan di Donggala, terkhusus pasukan TNI AL. Dia pun berangan-angan, jika anaknya kelak berkeinginan menjadi marinir, pasti akan diizinkannya. "Setuju saja itu kalau dia punya cita-cita," kata Roger. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement