Selasa 30 Oct 2018 14:19 WIB

Presiden: TKA di Indonesia Kurang dari Satu Persen

'TKA dari Tiongkok lebih sedikit dari TKI di Tiongkok, kalau ngomong antek-antekan.'

Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Kongres XX Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Kongres XX Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) di Jakarta, Selasa (30/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan jumlah tenaga kerja asing (TKA) tidak lebih dari satu persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Kepala Negara menyebutkan jumlah TKA di berbagai negara lain lebih besar dibanding di Indonesia. 

Di Uni Emirat Arab,  jumlah TKA mencapai 80 persen, Arab Saudi 33 persen,  Brunei 32 persen, Singapura 24 persen,  Malaysia lima persen dan Indonesia 0,03 persen. "Kurang dari satu persen kok 'diramein', dibilang ada jutaan,  ngitungnya kapan, tanya imigrasi saja sudah kelihatan," kata Jokowi dalam sambutan pembukaan Kongres XX-2018 Wanita Katolik Republik Indonesia di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat, Selasa (30/10).

Menurut Jokowi, isu TKA merupakan salah satu isu yang harus dijelaskannya kepada masyarakat. "Isu-isu seperti itu kalau enggak dijawab, akan dipikir sebuah kebenaran," katanya. 

Ia menyatakan isu adanya 10 juta TKA ke Indonesia dari China akan membanjiri Indonesia merupakan hoaks.  "Isu seperti ini banyak dipercaya, kalau tidak saya terangkan berulang-ulang, dipikir sebuah kebenaran," katanya. 

Padahal, lanjut mantan gubernur DKI Jakarta itu, TKA di Indonesia paling hanya sekitar 80 ribuan. "Yang dari Tiongkok kurang lebih 24 ribu orang, malah TKI di Tiongkok mencapai 80 rubu orang. Di sana malah antek Indonesia, kalau ngomongnya antek-antekan" katanya. 

Menurut dia, negara-negara lain juga menerima kehadiran TKA di negara masing masing. "Negara-negara lain juga menerima TKA dalam rangka memperbaiki SDM yang ada di negaranya," kata Presiden Jokowi. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement