Selasa 30 Oct 2018 13:36 WIB

Lion Air Imbau Pelapor Korban adalah Keluarga Terdekat

Hal itu untuk memudahkan pengumpulan data dan identifikasi jenazah korban.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andi Nur Aminah
Crisis Center Lion Air. Petugas melakukan pendataan keluarga korban pesawat Lion Air JT610 di crisis center Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Crisis Center Lion Air. Petugas melakukan pendataan keluarga korban pesawat Lion Air JT610 di crisis center Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Manajer Lion Air Crisis Center Halim Perdana Kusuma, Tri Siswoyo mengimbau agar para pelapor penumpang pesawat Lion Air JT 610 merupakan keluarga terdekat. Hal itu untuk memudahkan pengumpulan data demi memudahkan proses identifikasi jenazah korban.

"Lebih penting yang kita butuhkan saat ini data dari keluarga terdekat. Sementara ini hanya beberapa keluarga terdekat korban saja yang melapor," kata Siswoyo di Bandara Halim Perdana Kusuma, Selasa (30/10).

Ia mengatakan, penanganan hari pertama hingga pukul 24.00 WIB, Posko Crisis Centre Halim menerima 101 orang pelapor. Total yang dilaporkan sebanyak 87 penumpang. Rata-rata pelapor penumpang yang datang melapor ke Halim antara dua hingga empat orang.

Namun, Siswoyo mengakui kebanyakan mereka yang melapor bukan keluarga terdekat. Bahkan untuk penumpang dari pegawai kementerian seperti Kementerian Keuangan dan BPK dilaporkan oleh tim. "Jadi kita belum bisa pastikan mereka ini ada hubungan dengan keluarga atau tidak," ujarnya.

Dia menjelaskan, tim disaster victim investigation (DVI) RS Polri saat ini membutuhkan data valid yang langsung berasal dari keluarga terdekat. Selain itu, tim DVI juga membutuhkan darah dari keluarga langsung untuk dilakukan pencocokan DNA. 

Sejauh ini, manajemen Lion Air menyiapkan empat posko yakni di Bandara Halim Perdana Kusuma, Bandara Soekarno-Hatta, Hotel Ibis Cawang, serta di RS Polri. Siswoyo mengatakan, para keluarga yang berada di Pangkal Pinang maupun kota-kota lain akan diberangkatkan secara gratis oleh Lion Air menuju Cengkareng.

Jumlah keluarga yang ingin datang ke Jakarta untuk sementara tidak dibatasi. Selanjutnya, keluarga dijemput dan diantarkan ke Posko Halim untuk dimintai keterangan. "Kita meminta fotocopy KTP, KK, beserta foto korban yang sedang tersenyum. Itu yang akan diserahkan ke RS Polri," ujarnya.

Usai diperoleh data dari keluarga, keluarga diarahkan ke Hotel Ibis Cawang untuk beristirahat sembari menunggu panggilan dari RS Polri untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, Siswoyo mengatakan, kebanyakan pelapor saat ini, baik keluarga maupun non keluarga memilih untuk menunggu di RS Polri.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement