REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Sadzily mengakui masih adanya peluang munculnya kampanye hitam dalam Pilpres 2019, meski semua pihak sudah menandatangani pakta integritas. Ia menyerahkan pada kepolisian untuk menindak jika kampanye hitam, khususnya hoaks kembali terjadi.
"Saya kira sangat mungkin dalam pilpres 2019 ini, isu-isu tersebut akan terus menerus disampaikan oleh pihak yang selama ini mungkin dalam kampanye resminya enggak menyampaikan, tapi tiba-tiba isu soal komunis, anti Islam muncul di depan mata," katanya pada wartawan, Senin (29/10).
Ketua DPP Golkar itu mempercayakan penegakan hukum terhadap penyebar isu negatif pada polisi. Ia merasa polisi semestinya sigap menangani kasus semacam itu. Apalagi identifikasi akun di dunia maya sudah seharusnya mampu dilakukan tim IT polisi.
"Kami sangat percaya kepada penegak hukum seperti kasus hoaks Ratna Sarumpaet cepat terungkap, dan bisa dicegah menyebar jadi satu kekuatan yang masif," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur La Nyalla Mahmud Mattalitti meminta maaf kepada Jokowi, saat bertemu di Surabaya, Ahad (28/10) lalu. La Nyalla meminta maaf karena pernah menyebarkan informasi negatif terhadap capres nomor urut 1 itu.
"Saya minta maaf karena pernah ikut menyebarkan informasi-informasi negatif, termasuk isu-isu Jokowi keturunan dan pendukung PKI saat Pilpres yang lalu," kata La Nyalla.