REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan hingga Selasa pagi (30/10), Rumah Sakit Polri telah menerima 24 kantong jenazah. Namun, Ari Dono menegaskan dari 24 kantong jenazah tersebut bukan berarti 24 orang korban karena dalam kantong jenazah terdapat beberapa anggota tubuh.
Dari data penumpang terdapat 189 orang di kabin yang terdiri atas 181 penumpang, termasuk dua bayi dan satu anak anak. Kemudian terdapat delapan awak pesawat yakni pilot, co pilot, dan pramugari. Dari kantong jenazah yang sudah terkumpul, diakui dia, ada beberapa yang mulai diidentifikasi.
"Potongan tubuh yang sudah terkumpul di RS Polri, ada potongan tubuh jenazah bayi yang saya lihat," kata Ari Dono dalam konferensi persnya kepada wartawan di RS Polri, Selasa (30/10).
Untuk proses identifikasi jenazah, RS Polri telah menyiagakan 15 dokter forensik, terdiri dari dokter odontologi (kedokteran gigi forensik) dan ahli DNA, yang telah bekerja. Kegiatan antem mortem juga telah disiapkan di RS Polri, dan juga tim kepolisian di Bangka Belitung.
Proses antem mortem ini mengumpulkan data dan ciri ciri dari anggota keluarga korban, dari pakaian, cincin, tato, anting, dan sebagainya. "Sampai pagi ini antem mortem sudah terkumpul data dari 151 keluarga," katanya.
Kepala RS Polri Kramat Jati, Musyafak menambahkan untuk pemeriksaan DNA nanti akan diminta dari keluarga kandung. Untuk pencocokan data korban bila semua data korban telah teridentifikaai dan antem mortem ada kecocokan akan lebih cepat.
"Tapi kalau belum lengkap akan lebih lama, paling cepat empat-lima hari," katanya.