Senin 29 Oct 2018 22:33 WIB

Grab Serahkan Penanganan Pelaku Demo kepada Kepolisian

Sejak Januari Grab mengaku telah melakukan 5 ribu pertemuan langsung

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengemudi ojek online yang tergabung dalam komunitas Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) melakukan aksi unjuk rasa di kantor Pusat Grab Lippo Kuningan, Jakarta, Rabu (19/9).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Pengemudi ojek online yang tergabung dalam komunitas Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) melakukan aksi unjuk rasa di kantor Pusat Grab Lippo Kuningan, Jakarta, Rabu (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu penyedia jasa transportasi dalam jaringan, Grab Indonesia, menyesali tindakan vandalisme saat demonstrasi di depan kantornya, Lippo Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/10). Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, perusakan yang dilakukan sekelompok mitra pengemudi yang melakukan aksi protes. 

"Grab sedang melakukan koordinasi dengan pihak berwenang untuk segera membubarkan kelompok tersebut," kata dia dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Senin (29/10).

Ia menjelaskan, perusakan dilakukan sekelompok mitra pengemudi yang menuntut adanya open suspend. Pasalnya, ada sebagian mitra pengemudi telah terbukti melakukan tindakan kriminal dan melanggar kode etik Grab. 

Namun, manajemen meyakini keputusannya sudah tepat untuk tidak membiarkan pelaku kriminal berada di platform Grab. Menurut Ridzki, keputusan ini diambil sebagai bentuk keberpihakan Grab pada konsumen, serta ribuan mitra pengemudi Grab yang bekerja jujur.

Ia menegaskan, keselamatan dan keamanan para pengguna adalah prioritas utama Grab, di mana segala bentuk kekerasan dan tindak kejahatan tidak akan ditoleransi. "Kami akan terus bekerja sama dan mendukung pihak berwenang untuk menindak tegas mitra pengemudi yang terlibat jika mitra pengemudi membahayakan penumpang maupun masyarakat secara umum," kata dia.

Ia menyatakan, pada dasarnya, Grab menghargai hak setiap warga negara, termasuk para mitra pengemudi, untuk menyampaikan pendapat. Namun, aksi harus dilakukan secara damai dan dalam koridor hukum dan peraturan yang berlaku. 

Ridzki mengatakan, Grab secara aktif melakukan berbagai pertemuan dan komunikasi dua-arah dengan berbagai komunitas mitra pengemudi. Sejak Januari 2018, Grab telah melakukan setidaknya 5.000 pertemuan langsung dengan berbagai komunitas di Indonesia. 

"Di area Jabodetabek, jumlahnya mencapai 80 kali setiap bulannya. Untuk dapat berkomunikasi dan mendapatkan masukan secara real-time, kami juga mengundang mereka untuk masuk ke dalam grup online," kata dia.

Ia mengatakan, Grab berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan dan produktivitas mitra pengemudi. Peningkatan produktivitas mitra dihasilkan melalui kombinasi antara penyesuaian tarif serta teknologi untuk mendorong produktivitas. 

Menanggapi tuntutan sekelompok mitra pengemudi terhadap open suspend, Ia menegaskan, manajemen Grab tidak akan toleransi serta melakukan peninjauan ulang terhadap keputusan pemutusan hubungan kemitraan (blacklist) yang telah diberlakukan. "Mitra pengemudi yang terbukti melakukan tindakan kriminal dan melanggar kode etik Grab," tegasnya. 

Menurut dia, mitra pengemudi yang saat ini menuntut open suspend tanpa syarat tersebut sebagian besar telah mendapatkan amnesti atas tindak kecurangan serupa sebanyak dua kali sejak tahun 2017 lalu. Namun, kata dia, sangat disayangkan kesempatan tersebut kembali disia-siakan oleh mereka dengan melakukan kembali tindak kecurangan serupa.

"Penumpang memilih Grab berkat kepercayaan mereka akan kemampuan kami menghantarkan layanan transportasi yang aman dan nyaman," ujar dia. 

Dari video salah seorang pekerja di Lippo Kuningan, demo berakhir ricuh. Para demonstran bahkan menimpuki kaca gedung Lippo Kuningan hingga pecah. Hingga pukul 18.00, para pekerja di dalam belum bisa meninggalkan gedung karena massa yang demonstrasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement