REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT610. Acara penyambutan penerbangan perdana internasional maskapai Garuda Indonesia dari Singapura-Belitung vv dibatalkan sebagai bentuk empati atas musibah tersebut.
Penerbangan Singapura-Belitung yang dijadwalkan sebanyak empat kali dalam sepekan itu diharapkan semakin mendukung konektivitas wisatawan menuju Provinsi Bangka Belitung.
"Kedatangan saya ke sini sebenarnya untuk acara inaugural flight yang kita janjikan. Penerbangan tetap dilakukan tapi tidak kita rayakan karena kita harus bersimpati atas apa yang terjadi sekarang," kata Arief Yahya di Belitung, Senin (29/10).
Arief mengatakan penyambutan tetap dilakukan. Hanya saja acara penyambutan khusus yang telah dipersiapkan sebelumnya dibatalkan.
"Acara dibatalkan tapi mereka datang, tetap kita berikan selamat. Ini untuk bersimpati pada kejadian pagi ini," katanya.
Lebih jauh Arief menyampaikan rasa duka kepada keluarga korban. Termasuk juga rekan-rekan pegawai negeri sipil dari sejumlah instansi yang ikut dalam penerbangan.
"Rekan kita dari PNS banyak, jajaran Kemenkeu anak buah Bu Ani (Sri Mulyani), Kejagung, Kapolri, BPK, BPKP, kepada mereka dan keluarga saya mengucapkan duka cita dan simpati yang mendalam," katanya.
"Untuk itu saya bersimpati, berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban," katanya.
Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute penerbangan, Jakarta - Pangkal Pinang, Senin (29/8/2018) pagi hilang kontak dan dinyatakan jatuh di sekitar Tanjung Karawang, Jawa Barat. Pesawat yang terbang dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pukul 06.10 WIB itu hilang kontak pada pukul 06.33 WIB dan dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, pesawat dengan jenis B737-8 MAX membawa 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak dan 2 bayi dengan 2 pilot dan 5 Flight Attendant.