REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas menyatakan pencarian korban dan bangkai pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang akan dilakukan dalam 24 jam. Area pencarian difokuskan pada wilayah 150 mil laut atau 241 kilometer dari koordinat jatuhnya pesawat.
"Pencarian 24 jam diprioritaskan dengan peralatan seperti KRI Rigel, dengan kapal BPPT 24 jam, terus tidak berhenti selama 24 jam," kata Direktur Operasi dan Latihan Basarnas, Brigadir Jenderal Marinir Bambang Suryo Aji dalam konferensi pers di kantor Basarnas Jakarta, Senin (29/10).
Suryo mengatakan, saat ini titik lokasi bangkai pesawat masih belum ditemukan sehingga pencarian difokuskan untuk menentukan lokasi tenggelamnya pesawat berjenis Boeing 737 MAX 8 tersebut. Basarnas saat ini mengerahkan tim penyelam Basarnas Special Group sebanyak 40 personil yang akan mencari korban dengan kedalaman laut 30-35 meter.
Untuk proses evakuasi di malam hari diprioritaskan menggunakan KRI Rigel 933 yang merupakan Kapal Bantu Hidro-Oseanografi untuk mendeteksi bangkai pesawat di dalam laut.
Selain itu, pencarian juga akan dibantu dengan kapal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang memiliki teknologi seperti sonar maupun remotely operated vehicles (ROV) seperti yang digunakan pada KRI Rigel 933.
Untuk saat ini Basarnas baru menemukan potongan bagian pesawat dan potongan tubuh korban yang terlihat mengapung di permukaan laut. Potongan tubuh korban tersebut dibawa dalam enam kantong jenazah yang kemudian dikirimkan ke RS Polri Kramat Jati Jakarta.