Senin 29 Oct 2018 15:18 WIB

Anwar Ibrahim 'Terpeleset Lidah', Sebut Prabowo Saat Pidato

Agar seimbang, Anwar juga menyebut nama Jokowi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato' Seri Anwar Ibrahim, menghadiri Rapat Senat Terbuka, Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan (Dr. Honoris Causa), di kampus Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatra Barat, Senin (29/10/2018).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato' Seri Anwar Ibrahim, menghadiri Rapat Senat Terbuka, Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan (Dr. Honoris Causa), di kampus Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatra Barat, Senin (29/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Mantan pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, terpeleset lidah menyebut nama Prabowo dalam pidatonya. Hal ini terjadi saat dia menyampaikan sambutan penerimaan gelar doktor kehormatan (honoris causa/HC) di Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (29/10).

Pidato anggota parlemen Malaysia tersebut awalnya membahas mengenai makna demokrasi yang ia pandang mulai bergeser. Ia melihat bahwa sistem demokrasi yang direpresentasikan melalui pemilu setiap lima tahun sekali justru menjadi pintu lahirnya golongan elite yang yang menepikan kepentingan rakyat.

Anwar lantas meminta generasi muda untuk kembali belajar dari tokoh besar bangsa Indonesia, seperti Bung Karno, Hatta, Natsir, hingga 'Prabowo'. Tokoh yang ia sebut terakhir seharusnya adalah Prawoto Mangkusasmito, seorang aktivis Islam Indonesia. Ia menilai, tokoh-tokoh bangsa tersebut menggambarkan kaum elite politik yang tetap mengedepankan kepentingan rakyat, terlebih berlandaskan ajaran agama Islam dan tanpa meninggalkan budaya.

"Kalau kita membaca, tokoh sastra, budaya, pimpinan politik ada Bung Karno, Hatta, Natsir, Prabowo..., maaf Prawoto. Ini panggung sains ya. Baik, saya juga baru ke Istana Bogor menemui Presiden Jokowi. Agar adil, saya sebut dua-duanya," ujar Anwar disambut tawa hadirin yang memadati auditorium UNP, Senin (29/10).

Anwar langsung sigap mengoreksi kesalahan penyebutan nama Prawoto yang ia sebut Prabowo. Dia juga spontan menyebutkan nama Presiden Jokowi untuk menjadikan isi pidatonya 'berimbang'. Anwar menyadari bahwa tahun politik sedang dilalui Indonesia. Sehingga, insiden 'kepleset lidah' seperti ini bisa saja menjadi hal yang serius.

"Tokoh-tokoh besar di Indonesia ini, sebetulnya sebuah perlawanan yang cukup kuat melawan aliran inferioritas. Keyakinan baru dan ada kesungguhan untuk bersaing dengan penjajahan," kata Anwar.

Anwar sendiri hadir di UNP untuk menerima gelar doktor HC. Pihak kampus melihat sosok Anwar Ibrahim layak menerima gelar doktor kehormatan karena sepak terjang tokoh politik Malaysia tersebut yang cukup keras. Meski keluar-masuk penjara, Anwar dianggap konsisten dalam memperjuangkan nasib rakyat. Terakhir, ia bersatu bersama Mahathir Mohamad untuk menumbangkan rezim yang terlibat skandal megakorupsi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement