REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi. Pesawat diperkirakan jatuh dari ketinggian hingga 3.00 meter.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, pesawat tersebut diperkirakan jatuh dari ketinggian 2.500-3.000 meter. Pesawat mulai kehilangan kontak sekitar pukul 06.33 WIB.
Basarnas sudah mendeteksi lokasi pesawat yang jatuh dalam jarak 34 mil dari garis pantai Karawang di kedalaman 35 meter. Menurut KNKT, kasus pesawat dengan jenis Boeing 737-800 MAX baru pertama kali terjadi.
"737-800 MAX ini sejauh kami tahu baru pertama kali (jatuh)," ujarnya, di kantor Basarnas, Senin.
Beberapa serpihan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10).
Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta kembali ke bandara sebelum akhirnya hilang dari radar.
Sementara itu, Badan SAR Nasional (Basarnas) menerjunkan 30 personel penyelam ke lokasi jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-8 Max dengan nomor JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10).
Baca: Kotak Hitam Lion Air Kirim Sinyal Suara dari Dalam Laut
Kepala Basarnas M Syaugi mengatakan, pihaknya sudah menerjunkan personel untuk memeriksa letak pesawat yang berada di kedalaman 35 meter. "Kami membawa peralatan komunikasi bawah air dan sebagainya," katanya di kantor Basarnas, Senin (29/10).
Syaugi menyampaikan, letak fisik pesawat berada di jarak 34 mil dari garis pantai. Pesawat yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.10 WIB itu membawa 189 orang.