Senin 29 Oct 2018 09:38 WIB

Jokowi Minta Timses Jangan Terlena, Tetap Kerja Keras

Timses harus bisa menangkal kampanye negatif

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Elba Damhuri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan pembebaskan tarif tol Jembatan Suramadu di Jawa Timur, Sabtu (27/10).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan pembebaskan tarif tol Jembatan Suramadu di Jawa Timur, Sabtu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) meminta tim kampanyenya tidak terlena dengan sejumlah hasil survei yang menempatkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jokowi mengimbau tim sukses untuk tetap bekerja keras memenangi pemilihan presiden 2019.

"Semuanya harus kerja keras, jangan terlena dengan yang namanya survei. Semua harus tetap kerja," kata Jokowi di Surabaya, Ahad (28/10).

Jokowi menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Kampanye Daerah (TKD) di Surabaya. Kesempatan itu digunakan untuk memberikan pengarahan kepada tim pemenangannya.

Jokowi mengatakan, hasil survei justru harus menjadi alat mengoreksi mana saja yang masih kurang. Hasil tersebut juga dapat menjadi alat evaluasi untuk mengetahui apa saja yang mesti diperbaiki oleh tim kampanye.

Sejumlah survei menempatkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hasil survei yang dikutip dari data Litbang Kompas menempatkan Jokowi unggul di beberapa daerah, seperti Jawa, NTB, NTT, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Jokowi hanya kalah di Sumatra.

Jokowi mengimbau timses untuk tetap memberikan fokus secara merata di semua daerah, terlebih kawasan yang bukan menjadi basis kantong suaranya. "Semuanya sama. Seluruh daerah, provinsi, kabupaten, kota, sama. Di-//treatment// dengan hal yang sama," kata Jokowi.

Jokowi juga meminta seluruh tim sukses bisa menangkal kampanye hitam. Dia mengatakan, tim harus bisa menjawab kampanye negatif dengan penjelasan program yang dimiliki pasangan nomor urut 01.

"Narasi besar itu harus satu garis dari nasional sampai ke daerah. Tidak usah terpancing oleh hal-hal seperti itu (kampanye hitam dan negatif)," kata Jokowi.

Seluruh tim kampanye di level nasional maupun daerah harus bisa menjelaskan program yang diusung mereka. Antara lain berkaitan dengan infrastruktur, pembangunan bandara, pelabuhan, jalan tol, bendungan, dan waduk.

Selain itu, ada program Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pangan nontunai, pembagian sertifikat, reforma agraria, dan perhutanan sosial. Program lainnya yang harus dikuasai tim sukses adalah yang berkaitan dengan dana desa yang belakangan diikuti oleh program dana kelurahan.

"Jadi bisa menjelaskan kegunaannya untuk apa dan ke depannya akan seperti apa," kata Jokowi.

Dia juga meminta tim bisa menjelaskan secara sederhana kepada masyarakat terkait isu PKI yang melekat kepada dirinya. "Kemudian juga yang berkaitan dengan tenaga kerja asing yang sebetulnya seperti apa, harus bisa menjelaskan. Karena ini yang diserang itu-itu terus," kata Jokowi.

Wakil Ketua TKN Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Eriko Sotarduga mengatakan, hasil yang didapatkan dari sejumlah survei itu tidak jauh berbeda dengan survei yang dilakukan internal tim. Kendati begitu, dia menegaskan, selama enam bulan ke depan, KIK akan terus menjaga ritme pemilih pasangan 01.

Berbicara di acara yang sama, calon wakil presiden Ma'ruf Amin mengingatkan para anggota tim pemenangan untuk menjadi juara dengan cara yang baik dan benar. Dia meminta tim sukses tidak menggunakan hoaks dan tidak menjelek-jelekkan pihak lain.

Ma'ruf juga meminta tim tetap berusaha semaksimal mungkin memenangi pilpres. Namun, ia mengimbau usaha itu tidak boleh dilakukan dengan segala cara. Masyarakat, kata dia, tetap harus mendapatkan proses pembelajaran yang baik dalam Pemilu 2019.

"Tetap tidak boleh ada kebohongan, kita tidak boleh memfitnah, tidak boleh hoaks, tidak boleh menjelek-jelekkan orang lain seperti itu. Kita santun tetap menjaga kesantunan," kata Ma'ruf. (ed: ilham tirta)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement