Senin 29 Oct 2018 08:53 WIB

Antiklimaks Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Raja Salman dan putra mahkota masih percaya diri menghadapi kasus Khashoggi.

Ikhwanul Kiram Mashuri
Foto: Republika/Daan
Ikhwanul Kiram Mashuri

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Ikhwanul Kiram

Bila Anda memperkirakan kasus pembunuhan Jamal Khashoggi akan memunculkan babak baru yang lebih seru, silakan Anda kecewa. Tidak akan ada drama baru yang bisa mengharu-birukan Kerajaan Arab Saudi. Misalnya, ditemukan bukti-bukti lain yang mengaitkan peristiwa pembunuhan sang wartawan dengan keluarga kerajaan. Atau lebih spesifik lagi, menyangkutkan kasus mengerikan itu dengan Sang Putra Mahkota Muhammad bin Salman, seperti banyak beredar di berbagai media.

Kasus pembunuhan wartawan Saudi yang kritis terhadap berbagai kebijakan penguasa negaranya itu sudah antiklimaks, setelah 18 hari dilingkupi misteri. Yaitu ketika otoritas Saudi mengakui telah terjadi pembunuhan terhadap warga negaranya, Jamal Khashoggi, di kantor konsulatnya di Istanbul, 2 Oktober lalu.

Pembunuhan itu dinyatakan sebagai akibat pertengkaran hebat antara Khashoggi dan sejumlah orang, menyebabkan yang bersangkutan meninggal dunia. Para pembunuh Khashoggi kemudian sengaja menutupi perbuatan keji mereka.

Pihak Saudi mengklaim ‘sejumlah orang’ itu, kini sudah ditangkap dan ditahan. Mereka--berjumlah 18 dan semua berwarga negara Saudi--akan menjalani penyelidikan. Angka ini berbeda dengan yang disebut pihak Turki tentang tim beranggotakan 15 orang yang terlibat langsung dalam pembunuhan Khashoggi.

Belum jelas, apakah 18 yang disebut pihak Saudi termasuk konsul jenderal dan atase militer di Konsulat Saudi di Istanbul? Lalu bagaimana dengan orang-orang penting di lingkaran kerajaan yang telah dilengserkan dari jabatannya?

Seperti diketahui, bersamaan dengan pengumuman penahanan 18 orang, Raja Salman bin Abdulaziz juga mengeluarkan dekrit pelengseran beberapa orang penting lingkaran kerajaan dari jabatannya. Pencopotan itu melalui dekrit kerajaan karena jabatan mereka sangat penting dan strategis.

Mereka adalah Penasihat Dewan Kerajaan Saud al-Qahtani. Lalu wakil kepala intelijen umum Ahmad Asiri, asisten kepala intelijen umum Mayjen Muhammad al-Rumaih, asisten kepala intelijen umum untuk urusan SDM Mayjen Abdullah al Shaya, dan Direktur Jenderal Keamanan dan Perlindungan Intelijen Umum Mayjen Rashad al-Mehmadi.

Mereka dipandang sebagai orang-orang penting di lingkaran kerajaan. Al-Qahtani, 40 tahun, misalnya. Ia dikenal sebagai orang kepercayaan sang putra mahkota. Jabatannya tidak main-main, setingkat menteri. Ia kerap berbicara atas nama putra mahkota dan memberikan perintah langsung kepada para pejabat senior termasuk bidang keamanan.

Para pejabat itu dinilai telah lalai atau berlebihan ketika menjalankan tugas, termasuk yang terkait dengan pembunuhan Khashoggi. Seperti diberitakan kantor berita Reuters, mengutip sumber penting Saudi, tidak ada perintah untuk membunuh atau menculik Khashoggi.

Namun, ada semacam perintah permanen dari kepala intelijen untuk mengembalikan warga negara Saudi yang dianggap kritis terhadap penguasa yang berada di luar negeri. Perintah inilah yang kemudian ‘ditafsirkan secara keras dan berlebihan’ yang menyebabkan kematian Khashoggi.

Dengan diskripsi semacam itu, kasus pembunuhan Khashoggi tampaknya akan dikurung sebatas orang-orang itu. Kalaupun muncul para tersangka baru, itu bisa dipastikan tidak akan menyentuh sang Putra Mahkota. Posisi Pangeran Muhammad akan tetap aman sentosa.

Raja Salman sendiri sangat percaya diri. Juga Sang Putra Mahkota Muhammad bin Salman. 

Bersamaan dengan pernyataan penahanan 18 orang tersangka, Sang Raja pun mengeluarkan dekrit lain. Isinya, agar putra mahkota membentuk tim, beranggotakan sejumlah menteri dan pejabat tinggi, guna merestrukturisasi badan intelijen negara, yang dianggap menjadi biang kerok penyebab pembunuhan Khashoggi.

Dalam pertemuan dengan para menteri, mufti, akademisi, dan para warga pada Rabu lalu, Raja Salman menegaskan, pembunuhan Khashoggi sangat keji, kasus itu harus diselidiki sampai terang benderang, dan pelakunya harus diajukan ke pengadilan. Pertemuan itu sendiri jelas dimaksudkan sebagai bentuk dukungan rakyat kepada Raja dan Putra Mahkota, di tengah berbagai kritik media dan pemimpin dunia.

Sang putra mahkota pun tak kalah percaya dirinya, bahwa ia tidak terlibat pembunuhan Khashoggi. Ia menggambarkan pembunuhan wartawan Saudi itu sebagai perbuatan bengis dan mengerikan.

Sang pangeran pun berjanji untuk membawa para pelakunya ke pengadilan. "Keadilan harus ditegakkan," ujarnya di depan para peserta Forum Inisiatif Investasi Masa Depan di Riyadh, Rabu lalu. Ia menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan Turki akan terus mengambil semua langkah hukum untuk mengungkap motif dan para pelaku pembunuhan.

Sehari kemudian (Kamis), Muhammad bin Salman memimpin rapat perdana tim restrukturisasi badan intelijen negara. Ada beberapa hal yang dibahas, antara lain struktur organisasi intelijen, kerangka hukum dan peraturan, prosedur pengambilan kebijakan, tata kelola organisasi, dan mekamisme perekrutan anggota organsasi. Tim ini nanti akan membuat rekomendasi untuk diajukan dan disetujui Raja Salman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement