Kamis 25 Oct 2018 10:51 WIB

NTB Normalisasi Pariwisata Halal Pascabencana

sektor pariwisata NTB berkembang signifikan dalam sepuluh tahun terakhir.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana pantai di Lombok Barat pascagempa
Foto: Republika TV/Muhammad Nursyamsyi
Suasana pantai di Lombok Barat pascagempa

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) siap melakukan promosi pariwisata kembali pascagempa. Promosi tentang destinasi wisata di Lombok dan Sumbawa menjadi hal penting yang dilakukan pemerintah daerah normalisasi pariwisata NTB pascagempa.

Hal disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Rosiady Sayuti, saat membuka rapat koordinasi program kepariwisataan NTB pascagempa di Hotel Aston Inn, Kota Mataram, NTB, Rabu (24/10). Menurut Rosiady, NTB memiliki branding wisata halal yang bisa kembali digencarkan ke dunia internasional. Bahkan, ia mendorong satu dari tiga gili di Lombok Utara yakni Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno menjadi destinasi wisata halal.

"Branding wisata halal ditujukan untuk semua destinasi Lombok-Sumbawa, setidaknya kita punya pantai serta satu dari tiga Gili seperti Gili Meno dilabeli halal sehingga wisatawan tidak ragu saat makan dan beribadah," ujar Rosiady.

photo
Snorkling in Gili Trawangan, North Lombok, West Nusa Tenggara. (iilustration)

Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, sektor pariwisata telah mengalami perkembangan signifikan dalam sepuluh tahun terakhir. Pascagempa, NTB tentu harus bekerja lebih keras dalam memasarkan destinasi wisata. Ia menilai, NTB memiliki sejumlah modal dalam menarik minat wisatawan.

"Lima aspek dalam keberhasilan perkembangannya pariwisata itu kondisi alam yang indah, budaya yang luhur, makanan yang khas, masyarakat yang tourist minded, dan kesan yang baik. Ini modal yang telah dimiliki NTB saat ini," ucap Rohmi.

Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy  mengatakan, bencana gempa yang terjadi beberapa waktu lalu mengakibatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata menurun hingga 80 persen. Kondisi tersebut berdampak juga pada sektor industri restoran dan hotel.

"Semoga dari rakor ini kita dapat mempunyai alternatif pilihan selain menggaet wisata pelat merah dengan mengundang ke acara resmi dan event internasional," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement