Kamis 25 Oct 2018 05:08 WIB

Kemendibud akan Santuni Budayawan 25 Juta Per Tahun

Anggaran khusus itu diberikan agar budayawan berprestasi tetap bisa menyambung hidup.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri  Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada saat memberikan pengarahan pada acara Event Sejarah berupa Seminar dengan tema 'Menggali, Mengembangkan dan Menanamkan Nilai-nilai Sejarah Pendidikan Muhammadiyah sebagai Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter', di Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Foto: Neni Ridarineni.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada saat memberikan pengarahan pada acara Event Sejarah berupa Seminar dengan tema 'Menggali, Mengembangkan dan Menanamkan Nilai-nilai Sejarah Pendidikan Muhammadiyah sebagai Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter', di Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan kepedulian lembaganya terhadap nasib budayawan yang kurang beruntung di usia senja. Kemendikbud mengalokasikan anggaran khusus agar budayawan berprestasi tetap bisa menyambung hidup.

Diperkirakan setiap budayawan yang telah memenuhi persyaratan dapat mendapat tunjangan hari tua hingga 25 juta per tahun. "Tahun ini mulai beri tunjangan hari tua para budayawan yang nasib kurang beruntung. Kami beri 25 juta per tahun sampai meninggal," katanya usai mengisi kegiatan diskusi Forum Merdeka Barat pada Rabu (24/10).

Menurutnya, selama ini budayawan berprestasi kurang mendapat apresiasi dari pemerintah. Alhasil, mereka justru mengalami kondisi hidup tak layak ketika sudah renta. Kemendikbud berharap tunjangan budayawan dapat memberi penghidupan layak sesuai dedikasi mereka terhadap kemajuan budaya Indonesia. "Tunjangan ini untuk hargai dedikasi mereka," tambahnya.

Hanya saja, ia mengakui penganggaran tunjangan masih perlu peningkatan agar dapat menyentuh semua budayawan yang kurang beruntung dari segi ekonomi. Selama ini, hanya sebagian budayawan saja yang mendapatkannya karena keterbatasan anggaran.

Sayangnya, ia belum bisa merinci total alokasi anggaran sekaligus jumlah penerimanya. "Yang sudah terdata hampir 200 ribu lebih, yang diberi santunan belum sampai 10 ribu. Masih kecil jumlahnya," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement