REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kasus dua siswa SMK di Kota Tangerang, yang mengkonsumsi tembakau gorila atau ganja sintetis. Membuat Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangerang mengusulkan agar pihak sekolah SMA atau SMK harus melakukan tes urin kepada seluruh salon siswa saat proses penerimaan siswa baru.
Tes tersebut, menurut BNN merupakan upaya menekan peredaran narkoba di lingkungan pelajar. Pelaksanaan tes urin sebelum siswa masuk sekolah.
"Untuk pemberantasan narkoba di kalangan pelajar," ujar Kepala BNN Kota Tangerang AKBP Akhmad F Hidayanto, di Tangerang, Rabu (24/10).
Akhmad menampik, jika tes itu disebut sebagai pungutan liar. Menurutnya, meski mengeluarkan biaya, ia menganggap hal itu wajar karena jelas peruntukkannya. Ia meminta agar hal tersebut tidak diangggap sebagai pungutan liar, saat pihak sekolah membebankannya kepada orang tua siswa. Menurut Akhmad, tes urin bisa menekan perilaku penyalahgunaan narkoba.
"Ini untuk mencegah, kalau misalkan menekan tidak boleh meminta, ya harus disediakan programnya (tes urin)," tutur Akhmad.
Kekhawatiran Akhmad ini bukan tak beralasan. Meski 80 persen program penyuluhan BNN Kota Tangerang di lakukan di lingkungan sekolah, namun masih saja kedapatan pelajar yang terjerat narkotika.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kota Tangerang Agus Sarulloh menjelaskan, selama sepuluh bulan, yakni dari bulan Januari hingga bulan Oktober tahun ini. BNN sudah 79 kali menggelar kegiatan penyuluhan tentang narkotika.
"Sosialisasi yang terbanyak digelar, hampir 80 persen di sekolah-sekolah, sisanya di masyarakat," ucap Agus kepada wartawan.
Agus menyebut, hampir semua pelajar di Kota Tangerang sudah mendapatkan informasi bahaya narkoba melalui kegiatan sosialisasi tersebut.