REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan bahwa pemerintah akan merekonstruksi Jembatan Kuning (Jembatan IV) di Sungai Palu yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami pada 28 September 2018. "Lagi diteliti, mau ditempatkan dimana (jembatan baru nanti, Red)," katanya kepada wartawan di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Rabu (24/10).
Menteri PUPR dan rombongan tiba di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah ini dengan pesawat khusus sekitar pukul 14.00 WITA. Setelah meninjau hunian sementara korban gempa di Kelurahan Petobo dan Balaroa serta Jembatan Kuning di Pantai Talise, muara Sungai Palu, menteri kembali ke Jakarta.
Jembatan kuning yang rusak akibat gempa dan tsunami dengan latar belakang pelangi di Kawasan Lere, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (14/10).
Menurut dia, Jembatan Kuning yang telah menjadi ikon Kota Palu itu rusak karena tsunami. Indikasinya adalah kerangka jembatan itu menggelimpang ke hulu saat terkena arus. Sedangkan fondasinya masih tegar, tidak bergerak sama sekali. "Jadi kita mau lihat dulu apakah tetap di situ ataukah mau direlokasi," ujarnya.
Ditanya soal desain jembatan baru nanti apakah akan tetap sama seperti yang roboh itu karena telah menjadi ikon Kota Palu, menteri mengatakan bisa saja disainnya sama. "Tapi disain itu kan aspek tekstural tapi konstruksinya akan tetap jembatan," ujarnya singkat.
Jembatan Ponulele atau Jembatan Kuning yang terletak di pantai Talise, Palu Sulawesi Tengah, nampak rubuh.
Ditanya soal bangunan-bangunan kosong, menteri mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan audit teknis yang diharapkan bisa selesai dalam dua pekan ke depan. "Kalau auditnya sudah selesai, maka rumah-rumah itu akan ditempeli stiker yang menyebutkan apakah bangunan atau rumah bersangkutan masih bisa digunakan atau tidak," ujarnya.