REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hoaks dikhawatirkan terus merajalela. Generasi muda menjadi titik penting, baik karena berpotensi sebagai korban maupun berperan penting sebagai penangkal utama persebaran hoaks tersebut.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad mengatakan, semangat menangkal hoaks memang harus tumbuh sejak dini. Karenanya, posisi siswa sangat penting.
Untuk itu, ia merasa, pelatihan-pelatihan seperti Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) Siswa SMP menjadi vital. Sehingga, orang-orang yang terlatih mampu menularkan semangat itu ke teman-teman sesama siswa.
"Jadi mereka jangan sampai larut dengan buaian media sosial, seolah-olah seperti benar padahal itu salah," kata Hamid saat ditemui di sela-sela KKP di Griya Persada Sleman, Selasa (23/10).
Siswa, lanjut Hamid, harus diajarkan berbagai format literasi, baik media maupun informasi. Utamanya, bagaimana memilih berita-berita yang tidak lagi dicari tapi tersaji di tangan masing-masing.
Walau tidak memiliki program khusus, ia mengungkapkan, Kemendikbud memiliki Rumah Belajar yang anak-anak bisa mengakses materi-materi pembelajaran. Termasuk, isu-isu terkini, kebangsaan, intoleransi, radikalisme dan lain-lain.
Selain itu, Kemendikbud setiap saat menebarkan informasi-informasi melalui infografis, utamanya tentang semangat hidup bersama. Menurut Hamid, semangat itu akan terus diunggah kepada jaringan-jaringan siswa.
"Memang tidak ada umpan balik yang nyata, tapi misalnya lewat tweet-tweet, dengan banyaknya yang retweet itu sudah bagus, termasuk komentar yang umumnya positif-positif," ujar Hamid.