Rabu 24 Oct 2018 15:40 WIB

Korban Gempa Sumbawa Masih Butuh Bantuan

Kebutuhan yang masih sangat diperlukan warga ialah hunian sementara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Rumah Zakat Wilayah NTB mulai melakukan pembangunan huntara di Pulau Bungin, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, yang terdampak gempa dan juga kebakaran, Kamis (20/9).
Foto: dok. Rumah Zakat
Rumah Zakat Wilayah NTB mulai melakukan pembangunan huntara di Pulau Bungin, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, yang terdampak gempa dan juga kebakaran, Kamis (20/9).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, Rasyidi, mengatakan warga terdampak gempa di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih memerlukan bantuan. Rasyidi mengatakan, kebutuhan yang masih sangat diperlukan warga ialah hunian sementara (huntara).

Ia menyampaikan, total rumah rusak berat di Sumbawa mencapai 2.169 rumah. Dia menyebutkan, total huntara yang ada saat ini baru sebanyak 1.500 huntara dari Pemkab Sumbawa, relawan, organisasi sosial, dan berbagai donatur lainnya. "Kita masih kurang sekitar 600 huntara, ya harapannya ada lagi bantuan sehingga warga tak lagi tinggal di tenda pengungsian," ujar Rasyidi saat menghadiri peresmian Desa Berdaya oleh Rumah Zakat di Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Rabu (24/10).

Rasyidi mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak yang telah membantu mendirikan huntara, mulai dari Rumah Zakat, Nahdlatul Ulama (NU), PMI, dan lainnya. Rasyidi menilai, keberadaan huntara sangat penting bagi warga sambil menunggu kepastian pembangunan hunian tetap (huntap) dari pemerintah.

"Meski kita tahu perhatian pusat terbagi perhatian ke Sulteng, saya juga tidak yakin dua tahun akan tuntas. Tapi kita boleh optimistis. Sampai saat ini, Sumbawa masih mengharapkan bantuan dari kita semua," kata dia.

Ia juga menyinggung soal dana jaminan hidup (jadup) yang dijanjikan kepada pemerintah pusat. Ia mengajak warga tidak terlalu menggantungkan harapan, dan bergotong royong membangun kembali Sumbawa.

"Jadup belum ada tanda-tandanya. Surat Kemensos bolak-balik, jangan menjanjikan, ini yang buat bingung kita. Dengan kemampuan yang ada kita harus yakin ada atau tidak adanya bantuan pusat, kita lakukan yang bisa kita lakukan," ucapnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement