Rabu 24 Oct 2018 14:34 WIB

Populi Center Ingatkan Prabowo-Sandi tak Cuma Andalkan Citra

Populi Center menilai pasangan Prabowo-Sandi hanya mengandalkan sosok Sandiaga.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andri Saubani
Calon Wakil Presiden RI nomor urut 02 Sandiaga Uno saat memaparkan dana kampanye yang diakukan di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Foto: Antara/Reno Esnir
Calon Wakil Presiden RI nomor urut 02 Sandiaga Uno saat memaparkan dana kampanye yang diakukan di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Survei Populi Center mengemukakan, pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno baru sekadar unggul pada citra dan popularitas. Keunggulan itu dinilai masih belum cukup untuk bisa memenangkan kontestasi Pilpres 2019. Terlebih, pascakasus hoaks Ratna Sarumpaet.

Direktur Eksekutif Populi Center Usep Saiful Ahyar menyatakan, berdasarkan pengamatan pasangan Prabowo-Sandi sangat mengandalkan sosok Sandiaga Uno. Namun, yang ditonjolkan yakni dari segi Sandi yang masih merupakan generasi muda, berwajah ganteng, serta saleh.

Menurut Usep, masyarakat perlu mengetahui lebih jelas program dan gagasan yang diusung Prabowo-Sandi secara jelas dan gamblang. “Citra seperi itu hanya di permukaan saja, yang lebih penting nanti kalau terpilih mau berbuat apa? Jangan-jangan sama saja atau lebih buruk?” Kata Usep saat dihubungi, Rabu (24/10).

Ia mengatakan, mumpung masa kampanye masih cukup panjang, pasangan Prabowo-Sandi harus segera membangun program dan gagasan yang diketahui seluruh elemen masyarakat. Hal itu selain untuk mengokohkan loyal voters, sekaligus salah satu upaya untuk dapat mengambil swing voters.

Pasangan nomor urut 02 juga perlu mengurangi kampanye negatif. Usep menilai, masyarakat pemilih saat ini sudah cukup cerdas dan sudah mengetahui kekurangan dari masing-masing kandidat. Karena itu, lebih baik semua kandidat memprioritaskan solusi ke depan untuk memecahkan masalah yang dihadapi negara.

“Tidak perlu lagi negative campaign. Orang sudah tahu. Saat ini masyarakat butuh tahu apa yang akan dilakukan kandidat kalau nanti akan terpilih,” ujar Usep.

Hal itu, lanjut Usep, perlu lebih difokuskan oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur. Sebab, sebagai penantang, belum ada bukti kerja yang bisa dipamerkan kepada masyarakat. Berbeda dengan kubu pejawat yang bisa menunjukkan hasil-hasil kerja selama pemerintahan.

Apalagi, pascakasus hoaks Ratna Sarumpaet, sematan kampanye hoaks tengah cenderung menyasar Prabowo-Sandi. Itu juga terlihat dari survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada Oktober 2018. Tercatat elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga hanya sebesar 28,6 persen. Angka itu turun jika dibandingkan elektabilitas bulan September 2018  sebesar 29,2 persen.

Diduga kuat, penurunan elektabilitas merupakan imbas kasus hoaks yang diutarakan Ratna Sarumpaet. Sebaliknya, elektabilitas pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin justru mengalami peningkatan. Per Oktober 2018, Jokowi-Ma'ruf meraih elektabilitas sebesar 57,7 persen, meningkat 4,5 persen dibanding sebulan sebelumnya.

“Jadi ini perlu ditonjolkan saja kampanye positifnya dengan program kerja yang jelas,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement