REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung adanya politikus sontoloyo, lantaran marah nasib rakyat dipermainkan. Jokowi menyebut politikus sontoloyo menggunakan politik adu domba untuk memecah belah.
"Pak Jokowi marah jika nasib rakyat dipermainkan oleh pihak mana pun termasuk para politikus. Pak Jokowi akan 'pasang badan' bila kepentingan rakyat diganggu," ujar Antoni di Jakarta, Rabu (24/10).
Antoni mengatakan, Presiden Jokowi adalah politikus yang santun. Selama ini yang bersangkutan tidak pernah marah meski sudah berulang kali dihina, dicaci dan difitnah secara personal. Namun ketika ada pihak-pihak yang mempermainkan nasib rakyat, Presiden akan marah.
"Kita boleh beda kepentingan politik, tapi kalau ada kebijakan baik yang berorientasi untuk kepentingan rakyat, kita harus bersatu. Berhenti nyinyir. Berhenti menjadi politisi sontoloyo," kata Antoni.
Sementara itu berkaitan kebijakan dana kelurahan yang dipersoalkan segelintir pihak, Antoni mengatakan bahwa Presiden Jokowi menangkap aspirasi rakyat yang tinggal di lingkup kelurahan mengenai adanya kebutuhan riil rakyat akan dana kelurahan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Aspirasi rakyat itu disampaikan oleh para lurah dan wali kota seluruh Indonesia," jelasnya.
Presiden Jokowi menerangkan, politikus sontoloyo adalah politisi yang memakai cara-cara menyebarkan kebencian, mengadu domba, menggunakan isu SARA dan memecah belah masyarakat untuk menarik perhatian masyarakat. "Kalau masih memakai cara-cara lama seperti itu, masih politik kebencian, politik sara, politik adu domba, politik pecah belah, itu yang namanya tadi politik sontoloyo," kata Presiden usai menghadiri pembukaan Trade Expo Indonesia Ke-33 di Indonesia Convenction Exhibition, Tangerang pada Rabu.
Menurut Presiden, pada saat menjelang pemilihan umum, politikus menggunakan sejumlah upaya untuk meraih simpati rakyat, bahkan dengan cara-cara yang tidak sehat. Kepala Negara menjelaskan lawan-lawan politik kerap menggunakan cara tidak beretika dalam berkampanye.
"Oleh sebab itu saya ingatkan, ini bukan zamannya lagi menggunakan kampanye-kampanye misalnya politik adu domba, politik pecah belah, politik kebencian. Sudah bukan zamannya," tegas Jokowi.
Dia mengajak para politisi untuk berkompetisi pada masa kampanye pemilu dengan bertanding kebaikan program, gagasan pembangunan dan adu prestasi serta rekam jejak. Sebelumnya pada saat penyerahan sertifikat hak atas tanah kepada masyarakat Jakarta di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta, Presiden berpesan kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan isu yang berkaitan dengan politik.
Jokowi menjelaskan banyak politikus yang baik-baik, namun banyak juga politikus yang sontoloyo. Presiden mengingatkan, masyarakat jangan terpengaruh oleh politikus yang hanya memanfaatkan untuk kepentingan sesaat dengan mengorbankan persatuan, persaudaraan dan kerukunan bangsa.