REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menerangkan, keberadaan bendera dengan kalimat tauhid yang identik dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) muncul di beberapa daerah pada Hari Santri Nasional lalu. Di daerah lain, selain di Garut, Jawa Barat, pengamanan bendera tersebut dilakukan dengan tertib.
"Peristiwa pembakaran tersebut akibat adanya penggunaan kalimat tauhid dalam bendera HTI sebagai ormas yang sudah dilarang keberadaannya," ujar Wiranto dalam konferensi persnya di kantor Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (23/10).
Wiranto menerangkan, bendera tersebut muncul dalam upacara Hari Santri Nasional di beberapa daerah, seperti di Tasikmalaya dan Garut, Jawa Barat. Menurut dia, pengamanan di daerah lain, selain Garut, telah dilakukan dengan tertib. "Sedangkan di Garut cara mengamankannya dengan cara dibakar oleh oknum Banser," kata dia menjelaskan.
Sebelumnya, Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas membenarkan adanya video anggota Banser NU Garut yang membakar bendera yang diduga miliki ormas HTI. Bendera itu bertuliskan kalimat tauhid.
"Benar (video itu)," kata pria yang akrab disapa Gus tutut itu kepada Republika.co.id, Senin (22/10).
Terkait insiden Garut, Gus Tutut berencana memberi teguran pada kader tersebut. Namun, dia berencana mendengar penjelasan lebih lanjut dari kader tersebut ihwal tindakannya membakar bendera diduga milik HTI.
"Ketidaktaatan pada protap yang sudah diinstruksikan, tentu layak ditegur. Kami akan panggil dulu mereka dan dengarkan keterangannya langsung," tutur dia.