REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun jembatan gantung untuk meningkatkan konektivitas setiap desa-desa yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini merupakan salah satu terobosan dalam meningkatkan akses penghubung antardesa sekaligus memberikan dorongan terhadap perkembangan ekonomi di pedesaan.
Tahun ini, Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga membangun 134 jembatan gantung dengan panjang antara 42 m - 120 m, yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Ditargetkan 50 unit jembatan gantung akan rampung bulan November 2018, sementara 84 lainnya pada bulan Desember 2018. Anggaran untuk pembangunan jembatan-jembatan gantung tersebut adalah Rp770,5 miliar.
Pembangunan jembatan gantung merupakan salah satu implementasi Nawacita ketiga Presiden Jokowi, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Kehadiran jembatan gantung nantinya akan memperkuat wilayah pedesaan maupun kawasan terpencil yang dipisahkan oleh kondisi alam yang seperti sungai, lereng, bukit, ataupun jurang.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, kehadiran jembatan gantung sangat dibutuhkan dan disambut baik oleh masyarakat karena manfaatnya nyata. Pembangunan jembatan gantung menggunakan perancangan desain yang matang, mulai dari pemilihan material hingga penerapan teknologi yang berkualitas. Penggunaan material jembatan gantung seperti material baja, kabel, dan baut juga menggunakan produk lokal dalam negeri yang dibuat di Indonesia.
“Dapat dipastikan material yang digunakan dalam pembangunan jembatan gantung merupakan material produksi dalam negeri,” kata Basuki beberapa waktu lalu.
Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto menambahkan, kehadiran pembangunan jembatan gantung selain bermanfaat dalam hal konektivitas, juga akan memangkas waktu tempuh masyarakat yang beraktivitas di desa-desa yang terhubung jembatan gantung.
“Nantinya, warga di suatu desa tidak perlu memutar jalan yang cukup jauh untuk menyebrang ke wilayah yang ingin dituju. Kita pahami betul kebutuhan masyarakat desa,” ujar Sugiyartanto.
Sugiyartanto menjelaskan, meningkatnya kebutuhan pembangunan jembatan gantung, semakin banyak juga stakeholder seperti Kementerian/Lembaga dan LSM yang turut serta mendukung Kementerian PUPR untuk membangun di wilayah lain yang belum terjangkau keberadaan jembatan gantung.
“Hal ini juga memberikan kemudahan akses fasilitas umum yang dibutuhkan, seperti akses menuju puskesmas, sekolah, dan tempat ibadah. Kami terus tingkatkan nilai konektivitas, aksesibilitas, juga mobilitas antarwilayah,” ujarnya.
Pada 2015, Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 10 unit jembatan gantung, 2016 sebanyak tujuh unit jembatan gantung, dan 2017 sebanyak 13 unit jembatan gantung yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.