Senin 22 Oct 2018 22:43 WIB

TKN: Tugas Utama Santri Berdakwah Lawan Hoaks

Untuk melawan hoaks, santri bisa memanfaatkan dunia maya untuk berdakwah.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Maman Imanulhaq,  memberikan  sambutan saat deklarasi Barabaja memberikan   dukungan terhadap bakal calon presiden Joko Widodo dan Maaruf Amin di Rumah Aspirasi, Jakarta, Ahad (16/9).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Maman Imanulhaq, memberikan sambutan saat deklarasi Barabaja memberikan dukungan terhadap bakal calon presiden Joko Widodo dan Maaruf Amin di Rumah Aspirasi, Jakarta, Ahad (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Maman Imanulhaq menegaskan, tugas utama santri adalah berdakwah. Menurut dia, berdakwah bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah melawan hoaks.

Untuk melawan hoaks, kata dia, santri bisa memanfaatkan dunia maya untuk menyebarkan dakwah. "Hoaks adalah musuh semua agama, musuh kemanusiaan," kata dia saat dihibungi Republika.co.id, Senin (22/10).

Ia mengatakan, beberapa upaya santri menangkal hoaks harus menjadi tren jihad para santri. Hal itu bisa dilakukan dengan kegiatan edukasi di tengah masyarakat tentang bahaya hoaks, hingga gerakan literasi pada kalangan remaja dan dai muda.

Selain itu, lanjut dia, memproduksi dan menyebarkan konten dakwah positif yang bernilai kebangsaan dan kemanusiaan. "Dakwah santri itu mengajal bukan mengejek, merangkul bukan memukul, menciptakan harmoni bukan hegemoni, menolak radikslisme apslagi terorisme," ujar dia.

Maman mengatakan, Hari Santri Nasional adalah bentuk pengakuan negara atas kiprah kaum santri dan pesantren dalam memperjuangkan dan merawat kemerdekaan Indonesia. Menurut dia, Hari Santri Nasional harus menjadi momentum untuk memperkuat aspek kesejahterahan santri dan juga pesantren.

Ia mengatakan, pesantren saat ini bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, melainkan juga berfungsi sebagai lembaga dakwah, kegiatan sosial, bahkan berperan dalam kebijakan politik. Karena itu, Hari Santri Nasional adalah momentum untuk menguatkan komitmen santri dalam menjaga bangsa dan negara, serta menagih hadirnya negara dalam peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan di pesantren.

"Santri memiliki prinsip 'kaifa Nataqoddam duuna an natakholaa ‘an at-Turast' bagaimana bisa bersaing dalam kompetisi global tanpa kehilangan jati diri yang ditempa nilai tradisi," kata dia.

Prinsip itu, kata dia, harus menjadi semangat bagi para santri untuk menguasai isu-isu dunia modern, perangkat tekhnologi, dan mewarnai pergaulan dunia. Di sisi lain, para santri harus tetap memegang teguh prinsip universalisme Islam seperti kejujuran, kesederhanaan, keterbukaan, dan kerja keras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement