Senin 22 Oct 2018 17:23 WIB

Dijamu Makan Anies, Wali Kota Bekasi: Gizi Kami Meningkat

Rahmat Effendi datang ke Balai Kota DKI menyusul polemik dana terkait Bantargebang.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Andri Saubani
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) bersama Wali Kota Bekas Rahmat Effendi (kiri) bersalaman seusai pertemuan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) bersama Wali Kota Bekas Rahmat Effendi (kiri) bersalaman seusai pertemuan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjamu Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, yang datang ke Balai Kota DKI Jakarta pada Senin (22/10). Hal itu sekaligus untuk menyepakati rencana diskusi mengenai kerja sama pembangunan antara mereka.

“Atas nama Pemerintah Kota Bekasi dan warga Kota Bekasi, kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur. Bahkan, setelah itu pun kami dijamu makan. Jadi, tadi ini baru makan sebentar, gizi kami sudah meningkat, apalagi terus kebersamaan yang dibangun. Saya kira itu, terima kasih,” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi atau akrab disapa Pepen, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/10).

Dia menjelaskan, kedatangan dia di Balai Kota DKI Jakarta adalah untuk membicarakan kerja sama pembangunan sebagai bagian dari kemitraan. Pihaknya akan melakukan pengajuan yang kemudian akan dibahas secara detail pada Kamis (25/10) mendatang.

Menurut dia, pengajuan itu untuk mencapai adanya integrasi daerah. Implementasinya adalah dengan membangun daerah, seperti Kota Bekasi, agar bisa setara dengan DKI Jakarta.

“Bagaimana membangun daerah itu supaya kalau jalan di Kota DKI rasanya A, di Kota Bekasi A karena komunitas urbannya juga kan tadi seperti itu,” ujar Pepen menjelaskan.

Mengenai dana bantuan hibah, dia menegaskan, pihaknya hanya meminta partisipasi untuk pembangunan Kota Bekasi dengan DKI Jakarta karena kedua belah pihak memiliki kerja sama pengelolaan Bantargebang. Dana itu termasuk dalam proses pengelolaan keuangan.

Ia juga menegaskan, pihaknya juga akan mengajukan permintaan dana bantuan secara rasional. Sebab yang dipertanyakan sejauh ini adalah pengajuan dana bantuan itu rasional ataukah tidak.

Pemkot Bekasi dan Gubernur DKI Jakarta telah sepaham serta sepakat akan terus menjalankan kerja sama pembangunan daerah penyangga ke depan. Dengan dilandaskan persaudaraan, pihaknya akan membangun kerangka kerja sama selama lima tahun.

“Kebetulan Gubernur kan baru tahun pertama, saya juga baru tahun pertama. Jadi, lima tahun ini nanti kita create tahun pertama, tahun kedua dan tahun ketiga sehingga tidak ada lagi terjadi miskomunikasi seperti ini,” kata Pepen.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan kesal karena dana hibah DKI ke kota penyangga, yakni Bekasi, dianggap sama dengan kompensasi sampah DKI di Bantargebang. Dana itu menjadi polemik dan dipersoalkan oleh Rahmat Effendi.

Anies meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk tak menyatukan dana hibah kemitraan yang diajukan oleh Pemkot Bekasi dan kewajiban mengenai persampahan. “Saya harap Bekasi jangan dicampurkan ini,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Ahad (21/10).

Anies mengatakan, kompensasi atas pengolahan sampah DKI di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, merupakan sesuatu yang didasarkan pada perjanjian kerja sama kedua wilayah. Sementara, dana hibah kemitraan, ia menerangkan, tidak ada perjanjiannya.

“Sekarang ini kesannya seperti menjadi satu. Padahal, enggak ada urusannya,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement