REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertepatan dengan Hari Santri Nasional, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto- Sandiaga Salahuddin Uno menyambangi Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (22/10). Kedatangan Prabowo-Sandiaga langsung disambut santri dan pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Solah). Dalam kunjungan tersebut, Sandiaga mengaku dititipkan pesan oleh Gus Solah.
“Gus Solah mengingatkan agar di Hari Santri Nasional ini, kita perkuat komitmen untuk menjadikan santri ini sebagai lokomotif pembangunan kita ke depan. Terutama, pembangunan ekonomi. Santri ini luar biasa karena pengetahuan agamanya sangat baik dan juga kalau diberikan pengetahuan tentang perniagaan, tentang kewirausahaan, akan luar biasa dampaknya pada kemajuan, bukan hanya ekonomi, tapi pembangunan bangsa secara keseluruhan,” kata Sandi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.
Sandi menjelaskan bahwa diskusinya dengan Prabowo dan Gus Solah lebih banyak menyentuh ekonomi. Dengan begitu, para santri selain menekuni bidang agama, juga memahami ilmu kewirausahaan sehingga diharapkan para santri bisa mandiri.
“Sembilan dari 10 pintu rezeki melalui jalur perniagaan. Karena itu, pengetahuan perniagaan dan kewirausahaan harus dikembangkan di dunia pesantren sehingga mereka juga berperan aktif di dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Agar santri-santri ini keluar dari pondok pesantren ini, punya kemampuan bukan mencari pekerjaan, tapi menciptakan lapangan kerja,” tutur mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut.
Usai bersilaturahim dengan adik presiden ke-4 RI Adurrahman Wahid tersebut, Prabowo dan Sandi langsung melakukan napak tilas resolusi jihad dengan berziarah ke makam KH Hasyim Asy'ari yang berada di dalam Kompleks Ponpes Tebuireng. Tidak hanya itu, keduanya juga menyempatkan diri berziarah ke makam KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurahman Wahid.