Ahad 21 Oct 2018 21:00 WIB

Jokowi Titip Pesan ke Santri: Jangan Mudah Percaya Hoaks

Jokowi: menjelang tahun politik banyak sekali berita bohong, fitnah di medsos.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ratna Puspita
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) duduk bersama para ulama dan pejabat di hadapan ribuan santri pada malam puncak peringatan Hari Santri Nusantara, di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Ahad (21/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) duduk bersama para ulama dan pejabat di hadapan ribuan santri pada malam puncak peringatan Hari Santri Nusantara, di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Ahad (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri peringatan Hari Santri Nasional di Bandung, Jawa Barat, Ahad (21/10). Kepada para santri, Jokowi mengimbau untuk berhati-hati dengan berita bohong yang kerap berseliweran di media sosial.

"Saya titip, jangan mudah percaya pada hoaks berita yang ada di media sisial. Kalau sudah menjelang tahun politik banyak sekali berita bohong, fitnah di medsos. Tolong disaring," kata dia.

Jokowi mengatakan, dalam ajaran islam tak pernah diperbolehkan melakukan fitnah, mencela, menjelekan. Namun, fitnah saling mencela, menjelakan muncul menjelang pemilihan bupati, pemilihan wali kota, pemilihan gubernur, dan pemilihan presiden.

Jokowi pun mempersilakan kepada para santri untuk berbeda pilihan dalam pesta demokrasi. Ia mempersilakan para santri memilih pilihan a b, c, d, karena itu pilihan politik. 

Namun, dia mengatakan, jangan sampai sesama muslim saling memfitnah dan sesama bangsa dan tanah air saling menjelekan. Jokowi meminta semua pihak menjaga persatuan di tengah panasnya pesta demokrasi.

Menurut Jokowi, aset terbesar kita adalah persatuan dan kerukunan. Jadi, semua santri harus menjaga ukhuwah islamiah wathoniah. "Jangan sampai antarumat saling mencela, sesama muslim saling menjelekan, antardaerah, antarsuku saling memfitnah," ujar Jokowi.

Jokowi membuka sambutannya dengan pertanyaan kepada ribuan masyarakat yang memadati Lapangan Gasibu. "Siapa kita? ayo mondok!" katanya disambut dengan pekikan jawaban santri.

Menurut Jokowi, tiga tahun yang lalu ia menandatangani sebuah keputusan presiden tentang hari santri. Ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa terimakasih negara kepada alim ulama serta semua unsur yang ada di pesantren.

"Sejarah telah mencatat peran besar peran ulama dan santri. Di masa perjuangan kemerdekaan, dalam menjaga pancasila, NKRI dan bhineka tunggal ika, santri dan alim ulama selalu memandu ke jalan kebaikan," kata Jokowi.

Menurutnya, menjadi santri adalah menjadi pribadi yang religius dan nasionalis. Untuk itu, Jokowi berharap semangat itu terus dijaga, terutama di masa pesta demokrasi.

Jokowi mengingatkan kepada semua bahwa Indonesia adalah rumah yang perlu terus dirawat dan dijaga oleh kita semua. "Siapa yang menjaga? Salah satunya para santri," katanya.

Jokowi menegaskan, Indonesia adalah negara yang besar. Yang di dalamnya banyak perbedaan, seperti suku, agama, adat,bahasa dan tradisi. Perbedaan ini merupakan anugerah tuhan yang membuat Indonesia kaya dan saling melengkapi.

"Karena itu, jangan sampai ada hal kecil seperti momen pesta demokrasi membuat persatuan terpecah belah," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement