Ahad 21 Oct 2018 01:13 WIB

Ini Ragam Kebutuhan Dasar yang Dibutuhkan Pengungsi Sulteng

Pembangunan hunian sementara dan tenda-tenda terus dilakukan untuk pengungsi.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Kepala Pusat data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Pusat data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan darurat dampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah terus dilakukan hingga saat ini. Percepatan pemulihan dampak bencana terus dintensifkan, khususnya pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pelayanan medis, perbaikan infrastruktur dasar, dan normalisasi kehidupan masyarakat.

"Kebutuhan mendesak untuk pengungsi dan masyarakat antara lain beras, gula, makanan bayi, susu anak, susu ibu hamil, kantong plastik, tenda, selimut, minyak kayu putih, sabun mandi, pasta gigi, minyak goreng, seragam anak sekolah, buku dan peralatan sekolah, air bersih, MCK, penerangan di pengungsian, sanitasi, dan kebutuhan dasar lainnya," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/10).

Pembangunan hunian sementara dan tenda-tenda terus dilakukan untuk pengungsi. Begitu juga sarana prasana kebutuhan MCK, air bersih, dan sanitasi dibangun di sekitar tempat pengungsian. Sutopo mengatakan, mendekati musim penghujan kebutuhan huntara dan tenda yang layak untuk pengungsi menjadi kebutuhan mendesak.

Sementara itu, pembersihan puing-puing bangunan terus dilakukan oleh petugas gabungan bersama relawan. Sebanyak 251 unit alat berat dikerahkan untuk pembersihan lingkungan dan lainnya, baik alat berat yang di bawah kendali TNI sebanyak 64 unit maupun di bawah kendali Kementerian PUPR sebanyak 187 unit.

Sejumlah 25 SPBU telah beroperasi di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong. SPBU tersebut dibantu dengan 13 unit mobil tangki dengan dispenser, distribusi melalui 40 truk tangki BBM dengan mengerahkan 132 relawan operator SPBU.

Kondisi perekonomian berangsur-angsur normal kembali. Sebanyak 25 pasar daerah, tiga pasar tradisional, tiga pasar swalayan, dan 17 perbangkan telah kembali beroperasi. Sekolah darurat telah dijalankan meski masih ada kekurangan tenda darurat dan sarana prasarana pendidikan dan belum semua siswa masuk sekolah.

[video] Tercatat 5.000 Gempa Setiap Tahun di Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement