REPUBLIKA.CO.ID, TONDO -- Tiga pekan pascabencana alam yang terjadi di Palu, Sigi dan Donggala, ummat islam masih melaksanakan ibadah shalat jumat di masjid-masjid darurat, Jumat (19/10). Para Khatib Jumat mengajak Ummat Islam di wilayah terdampak agar kembali bangkit menuju kehidupan normal. Musibah yang terjadi pada tanggal 28 september yang lalu agar dijadikan bahan renungan untuk kembali mengingat Allah.
Di Masjid Darurat Kamp Pengungsian Tondo Palu Utara, yang menjadi Khatib Jumat kali ini adalah Relawan DMI, Ustadz Ismail Ibrahim yang merupakan Hafidz Qur’an. Ustadz Ismail, mengajak para jamaah yang kini menghuni tenda-tenda pengungsian agar menjauhi kegiatan yang berbau syirik dan tidak mensekutukan Allah.
“Mintalah hanya kepada Allah, bukan minta kepada Gunung, Lautan dan lain-lain menggunakan aneka macam sesajen. Allah akhirnya murka dengan menurunkan bencana karena kita telah menduakan-Nya” jelas Ustadz Ismail dalam akhir khutbahnya.
Kordinator Lapangan Bantuan DMI untuk Sulteng menjelaskan, Dewan Masjid Indonesia hari ini, menurunkan 6 orang relawannya untuk menjadi khatib shalat jumat di sejumlah masjid darurat yang telah dibangun sebelumnya oleh lembaga lain dengan bekerjasama dengan DMI. Dalam setiap materi dakwahnya, para relawan DMI mengajak para pengungsi untuk bangkit kembali mengisi hari-harinya dengan kembali bekerja dan beribadah.
Sebelum melaksanakan shalat jumat, relawan DMI terlebih dahulu membersihkan tempat yang akan digunakan shalat berjamaah. Kemudian mengajak para pengungsi melalui pengeras suara untuk shalat jumat berjamaah di masjid darurat yang ada kamp pengungsian mereka.
Selain menyiapkan sarana dan prasarana masjid darurat, DMI juga melakukan pembinaan rohani kepada pengungsi korban bencana alam di Sulteng. Kegiatannya antara lain berupa melatih anak - anak belajar membaca dan menghafal Al Qur’an, serta pengajian ibu-ibu yang ada di majelis-majelis taklim di pengungsian.