REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Tim SAR gabungan Jumat (19/10), kembali mengevakuasi tujuh jenazah di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Sulawesi Tengah, yang merupakan korban gempa bumi dan likuifaksi pada 28 September 2018. Hajali Tenggo, ayah kandung Rika Wahyuni, salah satu dari tujuh jenazah yang ditemukan mengaku bersyukur.
Menurut Hajali, dirinya sempat putus asa karena saat operasi SAR berlangsung beberapa waktu lalu jasad anaknya belum bisa terevakuasi. Bahkan dua hari sebelum pencarian korban ditutup, tim SAR telah melakukan upaya evakuasi, namun tidak membuahkan hasil.
"Setelah 21 hari menunggu akhirnya jasad anak saya berhasil dievakuasi. Saya berterima kasih kepada tim SAR karena sudah membantu kami secara maksimal," kata Hajali terharu.
Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan Palu Basrano saat di hubungi di Palu, Jumat, mengatakan tim SAR gabungan terdiri atas 12 personel Basarnas Palu dan 21 potensi SAR melakukan operasi sejak pagi hingga sore pukul 15.00 Wita. Pada Kamis (18/10), kegiatan evakuasi ditunda karena ada kegiatan penyemprotan desinfektan.
"Hari ini kami turun dan menemukan tujuh jenazah lagi," jelasnya.
Dari tujuh jenazah yang dievakuasi, empat di antaranya telah diketahui identitasnya. Empat jenazah itu adalah perempuan masing-masing Enceng (30 tahun) Adelia, (5 tahun), Rika Wahyuni (20 tahun), dan Armia (47 tahun).
"Jasad yang sudah dimasukkan dalam kantong jenazah selanjutnya dibawa ke pekuburan massal di Kelurahan Poboya menggunakan ambulance," tambahnya.
Basrano menyebut hingga tiga pekan pascagempa, tsunami dan likuefaksi yang memorak-porandakan Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, Basarnas Palu telah mengevakuasi sebanyak 942 korban. Di antaranya 86 orang korban selamat dan 856 meninggal dunia.