REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyerahkan bantuan Rp 2 miliar kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Bantuan tersebut diserahkan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dan diterima Sekda Sulawesi Tengah Mohamad Hidayat di Kantor Setda Sulawesi Tengah, Jumat (19/10).
Menurut Uu, bantuan tersebut akan digunakan untuk tanggap darurat bencana dan rehabilitasi, seusai gempa bumi, likuifaksi, dan tsunami, menerjang Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kota Palu. Sebelumnya pada 4 Oktober Pemprov Jabar mengirimkan 70 relawan ke sejumlah titik lokasi bencana di Sulawesi Tengah. Mereka bertugas sampai 26 Oktober, atau sampai masa tanggap darurat berakhir.
Tim relawan ini berasal dari BPBD Jabar (16 orang), PMI Jabar (11 orang), Baznas Jabar (2 orang), Humas (1 orang), dan relawan (40 orang). Selain itu, Pemerintah Provinsi Jabar juga memberikan bantuan uang sebesar Rp 416.400.000 untuk diserahkan kepada Baznas Tanggap Bencana Palu.
Relawan yang merupakan para profesional ini bergabung dalam posko relawan Jabar. Mereka dikerahkan dalam berbagai operasi bantuan sesuai kualifikasinya. Seperi evakuasi/SAR, dapur umum, distribusi bantuan, assessment lanjutan, bantuan medis untuk klinik bergerak, dan klinik tetap, serta bantuan manajemen di posko utama.
"Ini bentuk kepedualian dan silaturahmi kita, dengan cara memberikan bantuan yang tidak seberapa ini. Semoga dapat dimanfaatkan dengan baik dan para relawan dapat bekerja keras membantu para korban bencana," ujar Uu dalam rilisnya, Jumat (19/10).
Uu berharap, para korban bencana yang selamat diberi ketabahan dan korban yang meninggal dunia ditempatkan di tempat terbaik. Pemerintah, berupaya melakukan tanggap darurat dan rehabilitasi dampak bencana.
Ditempat yang sama, Sekda Sulawesi Tengah, Mohamad Hidayat, mengatakan terima kasih kepada Pemprov Jabar yang telah memberikan bantuannya, baik dalam bentuk maupun tenaga para profesional.
"Bagi kami bantuan ini nilainya sangat besar untuk membantu masyarakat yang terkena bencana. Partisipasi ini meringankan beban para korban," katanya.
Saat ini, kata dia, pihaknya tengah merancang pembangunan 1.200 bilik hunian sementara untuk para korban bencana yang rumahnya rusak berat. Dengan demikian, para korban tidak harus tinggal di tenda darurat.