Jumat 19 Oct 2018 00:36 WIB

Lima Anak Tenggelam dalam Kubangan Proyek di Bogor

Polisi menduga kelima anak yang tewas tidak lihai berenang dan menelan lumpur.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Agung Sasongko
Tempat Kejadian Pristiwa (TKP) tenggelamnya lima anak di Tanah Sereal, Bogor.
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Tempat Kejadian Pristiwa (TKP) tenggelamnya lima anak di Tanah Sereal, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lima dari enam orang anak ditemukan tewas dalam kubangan di area proyek perumahaan, Kelurahan Kedunghalang, Tanah Sareal, Kota Bogor, Kamis (18/10) siang. Polisi menduga kelima anak yang tewas tidak lihai berenang dan menelan lumpur hingga akhirnya meninggal dunia.

"Total ada lima anak yang meninggal," Kapolsek Tanah Sareal Komisaris Muhammad Suprayogi saat dikonfirmasi, Kamis (18/10).

Yogi mengatakan, korban meninggal yakni M Faisal (8 tahun), M Dapin, M Rafi (7 tahun), Rafli Sudrajat (8 tahun), dam Imamsyah (12 tahun).  Mereka adalah teman bermain dan satu sekolah. Sedangkan satu anak lagi atas nama M Ilham masih kritis dirawat di ruang ICU rumah sakit untuk mengeluarkan lumpur yang ada di dalam tubuhnya.

"Korban sudah di rumah duka masing-masing. Kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan untuk lokasi kejadian kita beri garis polisi," kata dia.

Yogi menuturkan, kubangan sedalam dua meter itu terbentuk secara alami karena terdapat mata air ditambah beberapa hari hujan mengguyur sehingga air menggenang dan berlumpur.

Adapun kronologi kejadian tersebut, jelas Suprayogi bermula pada Kamis (18/10) siang sekitar pukul 12.30 WIB salah seorang pekerja proyek melaporkan kepada warga kampung sekitar ada anak yang tenggelam dalam kubangan.

Warga yang mengetahui kejadian itu, langsung berupaya melakukan pencarian ke dalam kubangan air. Hingga akhirnya, warga mendapati lima anak yang tenggelam sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Polisi yang mendapat laporan itu, bergegas ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan pendataan terhadap korban. Jasad korban sudah berada di rumah duka mereka untuk dimakamkan.

Berdasarkan keterangan saksi, sebetulnya lokasi kejadian merupakan lokasi proyek perumahan yang relatif jauh dari perkampungan. Saat kejadian Kamis siang, para pekerja proyek tengah istirahat kerja sehingga tidak awas dengan keadaan sekitar.

Sehari sebelumnya, kata Yogi, para pekerja pernah mendapati keenam anak tersebut mencoba bermain di sekitar mata air, kemudian melarang dan menyuruh mereka meninggalkan lokasi.

"Rupanya mereka datang lagi, penasaran mungkin mau mandi-mandi, apalagi siang tadi panas terik," tambah Yogi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement